| |
life isn't like a box of chocolates; it's already scripted.
Life is like a box of chocolates - you never know what you're gonna get.
Mungkin udah ratusan kali kamu denger atau ngebaca quote barusan. But hey, who's counting here? Because what really matters now is, apakah kata-kata mujarabnya Forrest Gump barusan bener atau nggak. Well, aku sendiri yakin pasti bagi sebagian besar orang, definisi hidup ya begitu. Unpredictable, full of surprises, and such.
Definisi hidup menurut Nona?
Life is like a movie script - you never know whether you do your role perfectly or not until you finally watch the result.
Sering denger ungkapan 'dunia ini hanya panggung sandiwara'? I do. And I believe in that statement. Karena pada dasarnya, yang dilakukan setiap manusia di muka bumi ini hanya memerankan perannya masing-masing. Orang jahat, orang baik, orang ketus, orang ramah, semua itu cuma label yang diciptakan manusia sendiri. Tapi pada akhirnya, orang-orang tersebut tetap harus menjalankan lakonnya dengan label-label yang menempel di diri mereka. Kenapa? Karena sekali seseorang gagal menjalankan perannya, seluruh cerita yang udah tersusun rapi di naskah bakal hancur berantakan.
Banyak yang bilang, Tuhan adalah sutradara dari hidup ini. Aku cukup setuju sama pernyataan itu. Dan menurutku, manusia itu (udah jelas ya?) aktris dan aktornya. Sekarang, pertanyaannya cuma satu. Kalo Tuhan = sutradara, dan manusia = pemerannya, lantas siapa penonton dari 'panggung sandiwara' ini?
Karena panggung selalu didirikan untuk para penontonnya, my dear.
Intinya, nggak mungkin kan suatu pertunjukan digelar kalo ga ada penontonnya? Masalahnya, dalam hal ini siapa penontonnya? Malaikat? Iblis? No, in my opinion, mereka juga termasuk dalam kategori "pemain".
I'm getting crazy, I know.
Pernah nggak, suatu hari kamu terbangun dari tidurmu dan satu-satunya hal yang terbersit di kepalamu adalah kalimat "what am I doing to my life"? It's like, everything is pitch black. And then, your brain goes blank. Real blank. Mendadak kamu kehilangan passion buat ngelarin semua pekerjaan yang udah kamu mulai. Tiba-tiba aja kamu mempertanyakan semua pilihan yang udah kamu buat dalam hidup kamu. Dan dalam sekejap, kamu pengen ngulang semuanya dari awal. Ngelakuin hal yang jauh berbeda dari apa yang kamu pilih sekarang. Ibarat main Angry Birds, kamu pengen pindah season. Dari Angry Birds Halloween ke Angrys Birds Rio, maybe?
My mind is like a big parade of mixed things. Ada banyak hal yang harusnya ga perlu kupikir tapi tetep aja terlintas di kepalaku. Gimana kalo ternyata mukaku sebenernya nggak sama kayak yang selama ini kuliat di cermin? Kan aku nggak pernah ngeliat langsung mukaku! (Random thought, it proves that orang lain kadang lebih tau tentang diri kita ketimbang kitanya sendiri - buktinya aja mereka lebih mengenal muka kita daripada kita sendiri) Atau, gimana kalo pas one day aku ngaca, aku baru nyadar kalo aku udah berumur 30 tahun - dan bukannya 16 tahun kayak sekarang? Because time runs faster than we used to think. And this case happens to my Mom.
Aku bahkan sempet kepikiran; kira-kira apa yang bakal terjadi seandainya aku ngambil jalan yang berlawanan sama pilihan yang udah aku ambil sekarang? Things like, gimana seandainya aku ngambil kelas IPS instead of kelas IPA? Gimana seandainya aku nggak masuk ke SMA Negeri 1 Samarinda, tapi masuk ke SMA lainnya? Gimana seandainya aku masuk ke SMK dan bukannya SMA? Gimana seandainya aku masuk sekolah swasta, dan bukannya sekolah negeri? Gimana seandainya aku milih homeschool daripada public school? Apa yang bakal terjadi? Gimana reaksi keluargaku?
Karena sebesar apapun kebebasan yang dikasih orang tuaku, tetep aja ya yang namanya keluarga besar lebih menghormati hal-hal 'mainstream'. Such as, jadi pegawai negeri itu much better daripada jadi wiraswasta (talking about garansi seumur hidup, if you know what I mean) dan hal-hal lainnya.
Hal-hal semacam itulah yang ngebuat aku diem-diem salut sama orang-orang semacam tokoh Wilee di film Premium Rush. You know, the one who abandoned his previous 'life'. Seorang laki-laki cerdas yang nekat meninggalkan kesempatannya mendapatkan gelar Sarjana Hukum, cuma demi mempertahankan passionnya berkendara bebas dengan fixed gear dan jadi kurir khusus. Karena orang-orang semacam itu emang ada di sekitar kita, dan untuk mengambil keputusan seperti itu sama sekali nggak mudah. Aku yakin, ada suatu keberanian yang nggak dimiliki setiap orang waktu temen kita ditanya "kenapa nekat masuk Farmasi?" dan langsung ngejawab dengan tegas, "Aku mau langsung kerja abis lulus sekolah". How I envy you, orang-orang yang gagah berani.
Aku sendiri termasuk dalam kalangan orang pengecut yang masih belom yakin mau jadi apa pas dewasa nanti. Golongan losers yang nggak berani mengambil keputusan yang 'beda dari yang lain', cuma karena takut nggak sanggup menghadapi penilaian dari orang lain. Aku terlalu banyak mikirin "what ifs" instead of doing the hell of it. Orang-orang kayak aku inilah yang kalo hidup cuma ngikutin garis lurus yang mungkin emang udah digambarin sama Allah sejak awalnya.
Probably that's why I always think that life is already scripted. Means, it's not 'a box of chocolates' at all. But hey, what can I do to my screwed life anyway?
Love,
LadyLo.
Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Life, Opinion, Random thoughts
doubts
Sometimes, there are times when you have some doubts towards yourself. A kind of thought that makes you feel like, you're not doing the right thing. It's normal to feel such a thing. But no one can deny that it's somewhat painful to do over yourself. However, the worst feeling is the one when you have doubts over your bestfriends.
Or maybe, people that you thought they WERE your bestfriends.
Hubungan-hubungan yang, katanya, long-lasting semacam persahabatan seharusnya nggak perlu semacam deklarasi tertentu. True bestfriends don't say "we are bestfriends now" to each other. It's just we feel like doing it. Tanpa sadar, kita selalu menghabiskan waktu dengan orang-orang itu. Cerita macem-macem ke mereka. Merasa definisi sesungguhnya dari "quality time" adalah ketika kita melewatkan waktu bareng mereka. Time flows, dan waktu kita sadar, dengan sendirinya kita udah menganggap mereka sebagai sahabat kita. Nggak perlu peresmian. Nggak perlu segala ikrar.
Tapi, yang paling menyakitkan adalah saat dimana TERNYATA mereka nggak merasakan hal yang sama ke kita. Oke, kita nganggep mereka sahabat. Gimana kalo ternyata ini cuma one-sided friendship? Disaat kita mengagung-agungkan mereka sebagai so-called-BFFs, mereka justru sama sekali NGGAK masukkin kita ke "daftar sahabat" nya. Yang lebih parah lagi, gimana kalo mereka menganggap kita sebagai sahabatnya, tapi mereka sama sekali nggak bersikap seperti how a bestfriend should act?
Mereka ngelakuin hal dari A sampe Z dengan mengatasnamakan kebaikan mereka. Prinsip mereka, "aku ngelakuin semua ini demi kebaikanmu, biar kamu seneng". Padahal, sebenernya semua itu cuma untuk kepuasan mereka semata. Dan bodohnya kita, as a loyal bestfriend, mau-maunya ngikutin omongan mereka?
This is bad. I have doubts over my so-called bestfriends. They DO backstab me. They talk behind me, and I've seen the proofs before. It hurts, hurts so bad until I can't stop thinking about it for the whole days. I spent the nights for thinking about my faults, but still - I couldn't find the EXACT thing which made them doing such a cruel thing to me. Why they did this to me? How long it's been since the very first time they started hating me? I don't even know whether "hate" is the perfect word or not, but one thing that I know; if they REALLY love me, they wouldn't do anything like this, right?
This isn't the first time. But I thought all of us already started a brand new page of our friendship. No matter what they do, I can't do anything but only forgiving them. Why they couldn't do the same thing to me? I'm sorry for hurting you. For making you uncomfortable with my behaviour. But if you have any unspoken words, why don't you just tell me directly instead of backstabbing me?
Now it feels like Bon Iver's Skinny Love:
Who will love you? Who will fight? Who will fall far behind?
Bohong kalo mereka bilang mereka nggak mau nyakitin perasaanku dengan berkata jujur. Kalo mereka bener-bener berniat baik, mereka pasti bakal ngomong langsung ke aku. Bukannya nunggu aku sadar sendiri. Bukannya ngomongin aku dari belakang.
Ini semua salahku yang udah ngelanggar prinsipku sendiri; untuk nggak sepenuhnya percaya sama orang lain. Untuk nggak pernah bersandar sama orang lain. The world is giving its judgement towards me. So I guess I have to come back to my oldself; the one who will never, ever believe in another person.
Maaf, maaf banget udah nyakitin kalian semua - meskipun sampe saat ini aku nggak tau apa yang bikin kalian bertindak sejauh ini. Bahkan walaupun kalian mau bilang "itu udah bulan Januari lalu kok, sekarang udah nggak lagi"..........
YOU GUYS STILL HURT ME.
I'm sorry.
Love, LadyLo.
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Life, Problem, Renungan, Sad
breaking down for breaking dawn
Friday WAS such a free day. Had much fun on Friday with the one and only--Cinday (alias Sindy). Setelah hari Minggu lalu aku gila-gilaan sama dia dan yang lainnya (baca : Miti aka Mita, Belbo aka Bella, Odi, Kak Omen, dan Yuda plus Dimas--kalo mereka bisa ikut diitung), hari Jumat kemaren pun aku dan Cinday kembali mengguncang Samarinda Central Plaza.
Hari Jumat kemaren ada premiere the famous Breaking Dawn di 21 (and, yes, Samarinda MASIH belom punya XXI atau apapun itu). Aku udah napsu banget buat nonton premiere nya dari jauh-jauh hari. Mengingat aku nggak sempet nonton Harry Potter (such a pity, huh?), kayaknya premiere Breaking Dawn merupakan pelampiasan yang cocok banget.
Sayangnya, nggak ada yang segila aku untuk berani nekat ke 21 masih dalam keadaan berseragam. Hari Kamis aku udah ngajakkin Cinday, dan dia bilang dia udah banyak diajakkin yang lain buat nonton itu film.
Ternyata, Cinday yang baru balik ke sekolah abis selesai ngedatengin festival film something ketemu aku Jumat siangnya. Waktu itu aku udah desperate banget karena nggak ada yang mau nemenin aku nonton Breaking Dawn hari itu juga... padahal aku udah bawa semuanya (minus baju ganti).
Jadi, ya udah, terjadi lah percakapan yang somehow berasa sinting di telingaku itu :
Me : "Nday, Breaking Dawn yuk?" Cinday : "Ayo!" Me : "Ayo!" Cinday : "Ayoooo!" Me : "Sekarang?" Cinday : "Iya, sekarang." Me : "Serius? Aku udah bawa duitnya nih." Cinday : "Iya! Aku juga bawa."
Setelah mencoba ngajakkin yang lain (dan percuma aja, karena tetep nggak ada yang se-nekat kami), maka dimulailah perjalanan nekat berbekal pemikiran semacam apakah-kami-bakal-dilarang-masuk-ke-21-secara-kita-masih-pake-seragam dengan duit seadanya dan angkot warna merah.
Sampe di SCP nya sih masih aman-aman aja. Di pintu masuk kami sempet disuruh ngancingin jaket masing-masing, tapi kami tetep diizinin masuk ke dalem. Dan begitu masuk ke 21 nya... baru deh dramanya terjadi.
The security told us to change our clothes. Bahkan untuk masuk sekedar beli tiketnya pun nggak boleh. Kami sempet berencana buat FREAKING beli t-shirt seadanya di lantai bawah, tapi kami disuruh ganti sampe ke rok-rok kami segala dan nggak mungkin kan kami harus beli bawahan baru juga?
Tadinya kami sempet nyaris ngebatalin planning masing-masing dan berencana buat ngabisin sisa waktu yang ada dengan main Pump di game center, tapi kok rasanya anti-klimaks gitu ya? Bukannya ngerasa down, kami malah semakin tertantang buat bikin itu security K.O.
Akhirnya, kami balik naik angkot ke... rumah Cinday. Buat ganti baju. JRENG!
Sayangnya, semuanya nggak berjalan semudah pikiran kami. Sampe di rumah Cinday, masalahnya nggak langsung selesai. Ukuran badan Cinday sama aku itu... jauh banget. Dia kurus dan baju-bajunya kecil semua, sementara aku semacam curvy dan nggak mungkin muat deh pake koleksi jeans nya dia.
Jadi, setelah dua kali ganti celana dan tiga kali ganti baju... endingnya aku make baju mamanya (koleksi baju mamanya bagus loh, ultra update dan sangat nggak ibu-ibu) dan jeggings nya yang, sejujurnya, sangat menyiksa karena bener-bener ketat banget di aku. Oh iya, dia juga minjemin aku kalungnya yang classy plus tas selempang Versace lucu yang nggak pernah dia pake semenjak KW-an nya beredar luas di pasaran (note dari mamaku : jangan pernah beli semacam Versace, Louis Vuitton, Chanel, atau Gucci kalo nggak mau dikira beli itu barang di pasar malem pinggir jalan)
Finally, kami balik lagi ke SCP dengan angkot merah, pastinya (secara kami berdua sama-sama nggak bisa naik motor, as for me : belom fasih naik motor). Sampe di sana, kami udah deg-degan banget. Kalo sampe kami kehabisan tiket, rencananya kami bakal cursing di depan Om Security yang udah ngeluarin kata-kata manis semacam "tiketnya masih banyak kok" ke kami.
Alhamdulillah, Om Security nggak bohong. Tiket buat jam 14.45 emang masih tersisa minimal seperempatnya lah, dan itu pun kami masih bisa ngedapetin bangku yang pewe banget di row F. Berhubung masih sisa setengah jam, kami memutuskan buat having lunch dulu di KFC (kami bener-bener langsung cabut dari sekolah jam 12.00 dan ga sempet lagi makan siang).
Kami berdua makannya sama-sama lama, makanya kami telat balik ke 21 nya. Sampe sana udah jam 15.00 dan udah nyampe di part Bella and Edward's wedding (hi there, Bella Cullen!).
Ternyata dua teoriku bener :
1. Aku dan Cinday pasti bakal berbagi sebungkus popcorn (yes, I was the one who bought it because Cinday had no plan to buy it and I can't watch any movie with no popcorn there).
2. Breaking Dawn is lovey-dovey couples' forever movie. 80-90% penontonnya pasti bakal ngeboyong pasangan masing-masing.
The movie was fun and exciting. Breaking Dawn satu-satunya sekuel Twilight yang novelnya belom pernah kubaca (aku cuma sempet baca sampe Eclipse), so I was a little bit clueless about the storyline but thank God, Cinday hapal mati sama isi novelnya. Jadi, Cinday dengan berapi-api nyeritain aku detail dari setiap scene versi bukunya, dan aku bisa ngerasain beberapa orang diem-diem melototin kami yang berisik, heboh sendiri, dan bentar-bentar komentar.
But hey, girls just wanna have fun, right? ;)
Abis selesai nonton part 1 yang anti klimaks itu (sekedar bocoran, yang jadi Grown-up Renesmee nggak secantik ekspektasiku, sama parahnya kayak pengganti-cast-Victoria-yang-asli), kami langsung cabut dari 21. Aku udah mulai bingung tentang gimana caranya aku pulang nanti. Untungnya, kami ketemu sama Willi yang kayaknya lagi ngantri buat main Pump, dan dia setuju buat nganterin kami pulang.
Willi tadinya cuma mau nganterin kami ke rumahnya Cinday, tapi mendadak dia berubah pikiran dan mau nganterin aku pulang dulu. Cuma, karena miskomunikasi dan misunderstanding antara kubu aku dan Cinday sama kubu Will, kami jadi harus muterin Tepian sekitar tiga kali cuma untuk sampe dengan selamat di rumahku.
Selama perjalanan itu kami ngegosip banyak hal dan seru banget, sayangnya aku lupa contoh-contoh dari obrolan kami. Padahal, biasanya aku selalu inget sama percakapan-percakapan yang remarkable.
Aaah, intinya hari Jumat itu seru banget! Sampe detik aku nulis postingan ini pun aku masih kena euforia nya Breaking Dawn. Walaupun duitku langsung abis dalam sehabis, tapi bener-bener berasa worth it deh! And yes, I'm breaking down for Breaking Dawn! :D
Love, LadyLo. Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Fun, Just babbling, Updaties
under-pressure
Singkat kata, sedang merasa berada di bawah tekanan banyak orang dan stres minta ampun. It feels like I got into lots of problems and couldn't do anything. Stres, jenuh, lelah... Semuanya campur aduk jadi satu.
Anyway, aku baru aja ngelakuin semacam... Total make-over? Got a new haircut and new glasses! :D sekarang aku resmi pake Nautica dengan motif animal print (?). Tadinya ngincer Emporio Armani cakep warna merah, tapi itu kacamata soooo 7icons.
Ah, aku ngerasa ultra-abstrak.
Love, LadyLo. Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Updaties
kebahagiaan kecil
Kebahagiaan kecil itu...
Ketika kamu ditraktir es campur sama temenmu.
Ketika kamu ngobrol bareng dua orang temen cowokmu (cowok ngomong berdasarkan logika, lan?) di bawah langit senja yang indah banget, dan mereka berdua nggak segan bertukar pikiran sama kamu.
Ketika orang yang kamu suka berinisiatif untuk menyapa kamu duluan.
Ketika kamu makan jagung bakar sambil nontonin kembang api di tepi sungai Mahakam.
Ketika kamu nyanyiin lagu "Sempurna" dan ada temen yang ngiringin nyanyianmu pake gitar.
Ketika kamu melewatkan waktu bersama adek sepupumu yang masih kecil dan paling kamu sayang dengan cara bergosip, sambil ngemil biskuit dan minum teh anget.
Ketika kamu menemukan baju yang manis dan kamu tau kalo itu cocok banget dipake sama kamu.
Ketika temenmu tau kalo kamu cinta mati sama puding dan dia ngasih itu cemilan (?) buat kamu.
Ketika kamu nggak tidur semalaman gara-gara keasyikan berdiskusi tentang "kehidupan" bareng mamamu di atas kasur, nggak peduli kalo cuma kalian berdua yang masih terjaga di rumah itu.
Kebahagiaan-kebahagiaan kecil semacam itu... yang tanpa kita sadari, justru sangat kita perlukan dalam keseharian kita.
Kalo nggak ada kebahagiaan kecil, mungkin aku udah lama menyerah dan berhenti berusaha. Label: About me, Daily story, Experience, Family, Friends, Fun, Happy, Just babbling, Life, Love, Renungan
high school pride
High School. Aku udah tau artinya dari jaman kelas 1 SD. High school. Gampang. Sekolah Menengah Atas, SMA. Atau yang sekarang udah berganti nama jadi Sekolah Menengah Umum--SMU.
Pride. Kata yyy.sederet.com, artinya "kebanggaan". "Keangkuhan". "Harga diri". Waktu SD, aku pernah denger kata ini beberapa kali, tapi aku nggak pernah tau artinya sampe aku SMP. Dan akhirnya, sekarang aku bener-bener tau apa itu "pride" dalam kehidupan.
Pride itu bersifat addicting. Tapi juga membunuh. Aku baru belajar tentang kata ini di Samarinda, kota yang bener-bener asing buatku. Well, nggak se-asing itu sih, soalnya dari kecil aku udah sering liburan ke sini. Tapi ya tetep aja....... Jogja sama Samarinda? Jauuuuuh!
Jadi, apa hubungannya antara "high school" dan "pride" kali ini?
Simpel. FYI, aku udah 15 tahun (gonna post a special entry about my birthday bash anyway :D) dan tahun ini aku bakal resmi jadi MURID SMA. Sedikit interupsi, ini postingan pertamaku sebagai seorang....... pengangguran pasca SMP? Hehehehe. Soal sekolah...... alhamdullilah, aku udah diterima di salah satu sekolah yang, yah, kata orang bergengsi-banget-di sini lah. Lewat jalur PMDK. Nggak, aku nggak lagi nyombong kok, santai aja.
Nah, selama di Samarinda, aku udah pernah ngeliat dan ngerasain langsung berbagai macam pride di sini. Tapi kalo yang namanya "high school pride", ini (pastinya) bener-bener yang pertama kalinya. Kayak yang udah kutulis di atas, high school pride itu addicting. Tapi juga membunuh. Waktu SMP, aku udah pernah ngalamin junior high school pride (nggak beda jauh sih...), tapi, serius deh, pride yang itu nggak se-mengerikan ini!
Kalo kita salah pilih TK, kita masih bisa memperbaikinya di SD. Kalo kita salah pilih SD, kita masih bisa memperbaikinya di SMP. Kalo salah pilih SMP? Insya Allah masih bisa diperbaiki di SMA. Tapi, kalo salah pilih SMA? Memperbaiki di universitas? Udah telat, kan? Bukannya orang dewasa selalu menerapkan aturan "SMA = universitas = jawaban dari masa depan kita"? Alias kalo SMA jelek, terus dapet universitas jelek, masa depan cerah bakal sulit dateng?
Jangan nge-judge apakah aturan di atas itu benar atau salah adanya. Karena aku pun sendiri nggak tau, namanya juga aku masih....... baru-mau-masuk-SMA. Tapi, selama ini, orang-orang dewasa di sekitar aku selalu ngasih aturan yang sama. Mereka selalu ngucapin hal yang sama.
"Kamu harus dapet SMA bagus, Non. Jadi gampang masuk universitas yang bagus. Dan kemungkinan punya pekerjaan bagus pastinya bakal jadi lebih besar lagi."
Sekali lagi, orang dewasa yang menetapkan aturan semacam itu bukan cuma ada satu atau dua aja loh. Aku kenal banyak orang dewasa yang berprinsip kayak gitu, walaupun mungkin beberapa di antara kalian yang lagi ngebaca postingan ini berpikir, "orang-orang itu dangkal banget sih". Terserah kalian mau mikir apa, yang penting jangan salahin aku. Karena aku cuma semacam korban dari aturan itu :p
Nah, balik lagi ke topik awal. Dengan aturan yang udah pasaran semacam ini lah, anak-anak seusiaku (seenggaknya yang aku kenal) banyak yang kena sindrom "high school pride" tingkat akut. Mereka yang berhasil masuk ke sekolah ultra-keren-bangetngetnget bakal jadi orang-orang yang disanjung. Mereka yang "gagal"? Bakal dicap "LOSER" sama orang-orang.
Bisa dibilang, salah satu temen deketku termasuk di dalam kategori yang terakhir itu. Bukannya apa-apa, menurutku dia cuma kurang hoki aja (luck does matter loh waktu ikutan PSB). Sayangnya, semua orang udah terlanjur menggolongkan dia sebagai "another loser". Bahkan, bisa dibilang.......... keluarganya sendiri. Orang-orang yang seharusnya jadi orang pertama buat menghibur dia.
Akhirnya? Dia memutuskan buat tetep masuk ke sekolah yang mau nerima dia itu. Tapi, dia nggak bakal lama di sana. Dia bilang, dia bakal pindah ke sekolah lain (yang notabene, ehem, sekolahku) dalam waktu kurang dari enam bulan. Dan, ternyata, banyak orang lain yang juga punya planning semacam ini. Bertahan di suatu sekolah selama beberapa bulan, dan akhirnya pindah ke sekolah incerannya diawal.
Orang tuaku nggak suka hal-hal semacam ini. Mama bilang, kalo itu terjadi sama aku, Mama ga bakal mindahin aku dsb. Mama bilang, aku harus diajarin bertanggung jawab atas apapun yang terjadi karena aku. Kenapa "karena aku"? Soalnya, NEM-ku emang jelek (banget), dan, yah....... faktor hoki emang does matter, tapi paling cuma 10-20% doang.
Mama bukannya ngomong gitu karena aku termasuk orang yang beruntung. Bukan karena kami nggak ngalamin hal semacam itu. Hal kayak gini pernah terjadi sama aku kok. Aku dilempar, ditendang dan nggak diterima sama 2 sekolah favorit waktu di Jogja dulu. Dan akhirnya aku masuk ke salah satu sekolah yang favorit juga sih, tapi tetep aja itu termasuk di bawah standar awalku.
Toh, akhirnya keluargaku nggak mindahin aku segala macem. Mereka kecewa sama aku, sama kayak aku kecewa sama my bad luck. But, that's all. It doesn't mean they would do anything to get me in to those schools. Kalo emang itu jalannya, kenapa kita harus "mangkir"? Dan akhirnya, aku ended up sayaaaaaang banget sama sekolahku di Jogja itu. Nggak ada lagi kata "di bawah standar". It has been my forever TOP class even until now :) shout out to my former school, the amazing SMPN 6 Yogyakarta! Kudos to you!
Soal high school pride, Mama termasuk di antara sekian dikitnya jumlah orang yang nggak terpengaruh sama itu sindrom. Mama orang asli sini. Tapi Mama nggak pernah berambisi buat masukkin aku ke sekolah yang sekarang, like what everyone does. Mama nggak pernah nyuruh aku buat masuk ke sekolah tertentu. Justru Mama termasuk orang yang aneh. Mama pernah bilang ke aku :
"Selama di Samarinda, menurut Mama semua sekolah itu sama. Mama nggak perlu ngeforsir kamu untuk sekolah dimana pun, karena ini Samarinda."
Aneh kan? Padahal orang lain sibuk nyuruh anaknya masuk sekolah A, sekolah B, sekolah C. Ada juga yang masih nyuruh anaknya ikut les privat ini-itu, padahal semua ujian sekolah udah kelar dan mereka ngelakuin hal itu demi anaknya bisa lulus ujian masuk sekolah (dan ternyata tahun ini PSB di Samarinda mulai pake NEM! Kasian temenku D:). Tapi Mama beda. Padahal Mama orang sini, orang yang harusnya udah punya ambisi itu mendarah-daging :p
Jadi, intinya........... high school pride itu adalah hal yang sangat BESAR dan LUMRAH di Samarinda. Kota lain juga pasti punya high school pride. Tapi menurutku, high school pride levelan di sini bener-bener undeniable, incredible, a creepy one. Karena derajat orang aja bisa dibedain dari "asal sekolah".
Dan semoga, aku ga akan pernah kena sindrom ini sampe tingkat akut. Apalagi kalo sampe nyela orang dari sekolah lain. Amin. Because we would never know. "Influence nya lingkungan" itu lebih dari sekedar kata ataupun kalimat.
By the way, happy late birthday to myself! :D Dan alhamdullilah karena so far, semuanya berjalan sangat lancar. Semoga ke depannya pun begitu, amin! Semoga my upcoming high school years are gonna be a fun ones!
Terima kasih banyak buat SMPN 1 Samarinda dan SMPN 6 Yogyakarta yang udah ngajarin aku banyak hal; terutama fakta bahwa teenage life itu nggak sesimpel kedengerannya. Terima kasih buat bapak-ibu guru untuk tiga tahunnya yang berharga. Nggak ada ilmu yang nggak berguna, betul begitu kan, Pak, Bu? :) Dan terima kasih juga buat temen-temenku semuanyaaaaa, mulai dari my amazing friends waktu kelas 7 di Jogja, sampe my wonderful, gokil, awesome friends dari kelas 8 sampe kelas 9 di Samarinda. Cuma Spansa yang bisa nyewa dan nguasain satu ASTON plus ngundang SM*SH buat perpisahan sekolah yang berkedok prom night, kan? ;D
I love, love, LOVEEEE you guys!! =D
Love, LadyLo.
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Just babbling, Life, Renungan, School
parents, family, and the sims
Orang tua adalah harga yang tak dapat ditawar, harta yang tak tertukar.
Kenapa tiba-tiba aku ngomong ginian? Well, simply just because I saw many tweets in my timeline. Isi tweetsnya? Beberapa orang temenku yang mengutuk orang tua mereka sendiri. Oke, mengutuk sounds a lil bit scary--walaupun kenyataannya emang ngeri. Lebih tepatnya, mereka memaki orang tua mereka sendiri.
Bukan memaki dengan kata-kata, "Orang tua gue ngeselin banget! Kerjaannya ngatur mulu!" ya. Tapi memaki dalam contoh... "Bokap nyokap gue jancok banget! Bangsat!" dan lain sebagainya yang bisa kalian bayangin sendiri.
Memang, bisa dibilang aku nggak ngerti permasalahan apa yang mereka hadapin; apa yang orang tua mereka lakuin ke mereka, apa yang mereka rasain, apa yang terjadi, dan lain sebagainya. Aku bukannya ikut campur--you could call me like that kalo sampe aku ngemention si pembuat-harsh-tweet-ini dan nasihatin dia ini-itu sementara aku sendiri nggak tau masalahnya apa. Mari kita sebut aku lagi.... ngasih komentar. Dari kacamata penonton.
Sebenernya sayang banget, mereka-mereka (yang ngebuat harsh tweets ini) sampe ngucapin hal sedemikian rupa. Walaupun kasar, mungkin kata-kata semacam "orang tuaku rese banget!" atau "asli kesel banget diceramahin ini-itu mulu!" mungkin lebih ditolerir daripada kata-kata semengerikan itu. Karena... gimana pun juga... mereka itu orang tua kita.
Call me naive. Dan mungkin kata-kata ini udah klise. Banget. Tapi itulah kenyataan. Ada hal-hal yang nggak bisa kita pertanyakan di dunia ini. Ada hal-hal yang memang nggak logis di dunia ini. Ada hal-hal yang nggak bisa kita tentang di dunia ini. Memang begitulah kodratnya. Seorang anak, sampai kapan pun juga, nggak akan pernah bisa memiliki derajat di atas orang tuanya. Which means, sampai kiamat pun, kita nggak akan pernah bisa memiliki alasan yang cukup untuk membuat kita diizinkan memaki orang tua kita.
Sekilas memang rasanya nggak adil. Disaat orang tua kita, mungkin, bisa memaki kita. Disaat orang tua kita, mungkin, sangat menyakiti hati kita. Tapi itulah dunia, kan? Apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang anak hanya menerima, nggak lebih. Itulah hak seorang anak. Menerima.
Protes, oke lah. Kritik, boleh lah. Tapi memaki? Apalagi sampe mengeluarkan kata-kata semacam "jancok", "anjing", "bangsat", dan lain sebagainya ke orang tua kita sendiri?
Jangan lupa, kita bukannya sedang berbicara dengan teman kita, loh.
Orang-orang banyak lupa. Katanya, kita nggak boleh terlalu sering membandingkan diri kita dengan orang lain. Tapi bukannya berarti membandingkan diri dengan orang lain itu selalu membawa kejelekan, kan?
In this case... mari bandingkan diri sendiri dengan orang-orang yang nggak bisa tinggal bareng kedua orang tuanya. Atau nggak bisa tinggal dengan keluarga lengkapnya. Those people--who cursed on their parents--live with their parents. Their family. Padahal ada banyak orang-orang di luar sana, yang berharap mati-matian bisa tinggal dengan orang tuanya. Lengkap. Ada orang-orang yang berharap keluarga mereka nggak tercerai-berai. Ada orang-orang yang berharap bisa memutar ulang waktu cuma biar bisa kumpul sama kedua orang tuanya.
Like me.
Aku lagi berada dalam kondisi semacam ini; kondisi dimana kamu bener-bener ngerasa shock. Ibarat abis ngelaluin satu perjalanan, kamu lagi jetlag. Bingung dengan keadaan yang sedang kamu alami. Saking drastisnya perubahan yang kamu miliki, kamu jadi blank. Dan klimaksnya adalah ketika kamu bertanya:
Apakah benar, kalo aku pernah hidup dimasa lalu? Kok, rasanya aku cuma hidup dimasa ini? Kok, rasanya aku baru ngerasa hidup sekarang? Dimana kenangan-kenangan yang dulu aku alamin? Apakah benar semua kenangan itu pernah aku alamin?
That's it.
To be honest, I miss my dad so much. Aku kangen saat-saat aku, Mama, dan Papa ngumpul bareng. Saat-saat kami kumpul di depan tv dan makan malam bareng. I didn't mind about the menu. Mau itu pizza yang kami take-away, atau ikan bandeng presto yang Mama beli di warung, I didn't even care about it. Yang aku peduliin adalah detik-detik dimana kami ngumpul bareng. Saat-saat dimana kami ngobrol di depan tv, ngebahas semua hal yang ada. Mulai dari yang penting, sampe yang nggak worth it buat dibicarain sekalipun. I miss those moments.
Aku bahkan kangen dimarahin papaku. Saat-saat dimana aku dapet nilai-nilai jelek dan Papa marahin aku. Dan pasti Mama ngebelain aku. Saat-saat dimana aku dituntut untuk dapet banyak nilai 9. I didn't mind about that. Karena dulu--dan sekarang pun--aku hidup untuk orang tuaku. Kupikir, kalo nilaiku bagus, orang tuaku bakal bahagia. Bakal bangga sama aku. Makanya aku berusaha keras biar bisa mencapai itu semua.
Soalnya, salah satu impianku itu bisa bikin orang tuaku bahagia dan bangga sama aku. Sehingga mereka bisa ngomong ke semua orang, "Ini loh Nona, anakku."
Mungkin kamu pikir ini impian klise banget lah, bullshit lah, sok anak baiklah, or whatever it is. Tapi itulah kenyataan. I hate being naive. Atau klise. Tapi terkadang memang ada saatnya dimana kita jadi naif dan klise. Inilah saat yang tepat buatku.
Intinya, aku kangen semua saat-saat yang pernah kulaluin itu. Setiap detail terkecilnya. Setiap detiknya. Aku kangen semua itu. Dan jujur, aku ngiri sama mereka semua yang bisa ngedapetin apa yang aku paling pengenin saat ini. Tapi mereka malah nyia-nyiain semua itu. Bahkan, mereka ngebuang jauh-jauh kesempatan itu.
Dalam artian, mencaci maki orang tua mereka.
Orang tua yang ada di sana untuk mereka.
Jadi... buat kalian semua yang ngebaca ini... terutama bagi yang kesel banget sama orang tua masing-masing. Bersyukurlah. Seenggaknya kalian masih bisa ngumpul, lengkap, komplit bareng kedua orang tua kalian. Ada orang-orang di luar sana yang pengen ngumpul sama orang tuanya tapi nggak bisa atau susah. Ada orang-orang yang ngiri sama kalian.
Inget, hidup ini nggak semudah game. Nggak segampang The Sims. Oke, sebenernya The Sims itu sulit dan rumit sih. Sims-ku pernah selingkuh sama suami orang dan dia udah punya anak, mendadak dia dan keluarganya jatuh miskin and all. Tapi, kalo main The Sims, kita masih bisa melarikan diri dari kenyataan dan masalah yang ada. Kita bisa tinggal mainin family yang lain, atau ngedelete family yang bermasalah itu.
Tapi kehidupan nyata berbeda. Kita nggak bisa lari. Kita cuma bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada. Dan mencaci-maki itu termasuk upaya melarikan diri.
Hidup jauh lebih sulit dan rumit daripada The Sims.
Dan aku bukannya ngomong tanpa pengalaman.
Jadi, mari kita bersama-sama menghadapi dunia ini... menjalani hidup, menghadapi, dan menyelesaikan masalah yang ada. Karena hidup dan masalah itu selalu berdampingan. Yang menentukan adalah diri kita sendiri; bisa, atau nggak. Kuat, atau lemah. That's it :)
Mulai sekarang, ayo kita berjuang bareng! And happy new year 2011 too! Fighting! :D
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Family, Just babbling, Life, Love, Nostalgia, Opinion, Problem, Renungan
princess
Sang putri melangkahkan kakinya, beradu dengan lantai yang memantulkan cahaya lampu-lampu besar yang menggantung dari langit-langit ruangan. Sang putri berwajah sendu, namun kecantikannya tak pernah pudar. Rambut hitamnya panjang dan lurus, dengan ujung yang dibuat berputar seperti spiral. Setiap sentinya begitu diperhitungkan oleh sang penata rambut. Bulu matanya lentik, hidungnya mancung, kedua bola matanya bulat sempurna, dan bibirnya yang tipis merona merah. Wajahnya yang tirus membuatnya terlihat semakin sempurna.
Kini sang putri sedang berdiri ditengah kerinduannya. Wajahnya menyembul dari balik teralis, berusaha melihat keadaan luar melalui jendela besar yang ada di hadapannya. Orang yang dia tunggu tidak kunjung datang. Dan sang putri pun menyadari arti dari semua ini.
Sang putri sendiri.
Dan tidak akan pernah ada yang menemani.
Love, LadyLo
Label: About me, Bloglit, Cerpen, Daily story, Experience, Just babbling, Life, My Creations, Renungan
when the school makes me frustated
Do I hate school?
Nah-nah, I don't. Yah, bukan berarti aku tipikal nerd yang hobi banget dateng ke sekolah sih. Nggak. Aku masih normal kok. I hate homeworks, exams, and scary teachers. Aku juga punya banyak antis di sekolah, dan hal itu jelas bikin aku cukup males buat masuk sekolah. Tapi aku punya temen dan hal-hal asyik yang kudu diselesaiin di sekolah. Makanya aku masih ada sedikit "rasa" sama sekolah. LOL.
Terus kenapa sekolah berhasil bikin aku kelimpungan dan galau selama sebulan terakhir ini? Well, I'm worried. Karena aku udah kelas 9--which means I'm officially a senior in my school now--dan bakal menempuh ujian dalam waktu kurang dari 8 bulan, aku khawatir. Bener-bener khawatir.
Karena aku tipe orang yang mencintai nilai tinggi, atau hasil bagus dengan nilai membanggakan, atau hasil menyenangkan dengan ranking bagus, atau hasil bagus, nilai bagus, ranking bagus, whatever you called it, aku khawatir.
Sangat khawatir.
Jujur aja aku jadi pesimis tingkat tinggi setelah tahu NEM terendah di Padmanaba--SMAN 3 Yogyakarta--yang nggak lain nggak bukan adalah sekolah incaranku in case aku masih sekolah di Yogyakarta adalah, ugh, 37 koma sekian.....
Aku khawatir.
Apakah aku bisa ngedapetin NEM minimal 37,50 walaupun aku sekolah di Samarinda? Apakah aku bisa tetep mempertahankan NEM-ku dulu, walaupun aku udah nggak di Yogyakarta? Apakah aku bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik di sini? Apakah aku bisa menyamai nilai temen-temen di Yogya? Apakah aku BISA?
Dan berbagai pertanyaan galau khas anak labil lainnya.
Oke, orang-orang bisa mengeluarkan saran-saran yang cocok masuk di buku pelajaran Bahasa Indonesia, such as "Dimana pun kamu bersekolah, asalkan kamu rajin, kamu pasti bisa!" atau "Yang penting kamu berusaha, tinggal berserah diri aja!". Kembali ke realita, faktanya adalah, tempat--lokasi, lingkungan, dan suasana sekitar kita sangat berpengaruh dalam menghadapi ujian.
Admit it, deh! Mau bukti? Bukannnya aku ngeremehin daerah luar Yogyakarta, Jawa, atau manapun juga loh ya. Tapi kenyataannya, berdasarkan pengalamanku nanya sama orang-orang, perbedaan NEM murid-murid di sana dan di sini memang jauh sekali.
Sekali lagi, bukannya aku ngeremehin. Bold those words.
Dan inilah aku. Remaja berumur 14 tahun yang lagi galau dan berada di puncak kelabilannya. Aku bener-bener berharap bisa dapet NEM minimal 37,50 walaupun aku sekolah di sini. Aku bakal berusaha dengan keras, walaupun harus ngulang kejadian kurang-lebih 2 tahun yang lalu (ikut kelas remidial waktu liburan semester, nangis-nangis karena harus belajar keras tiap hari, putus asa karena jadwal belajar yang mengikat, stres tingkat tinggi, gugup, dsb). Mungkin agak impossible, sih. Tapi dulu aku berhasil ngedapetin NEM yang, yah, pasaran sih di Yogya. Cukup susah nyari sekolah. Tapi aku berhasil ngedapetinnya walaupun aku sekolah di desa yang terpelosok. Sekarang, kenapa aku nggak bisa?
Aku masih seorang Nona Soedhowo, kok. Orang yang sama dengan anak kecil diwaktu 2 tahun yang lalu. Kenapa aku nggak bisa? Aku pasti bisa. Aku harus bisa.
Oke, please abaikan 2 paragraf di atas. Aku lagi nyoba menghibur diri sendiri waktu nulis dua paragraf tersebut. Faktanya adalah :
AKU GUGUP! AKU TAKUT!
Jadi gimana dong nih, Octopuses?? Got some advices for me? Bisa membesarkan hatiku? Pleaseeeeeeee, I really need your support right now! I beg you :(
I should stop writing this post. Kelabilan lebih mendominasi entry ini daripada keresahanku. Sekali lagi, tolong bantuin aku ya, Octopuses :'(
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Life, Nostalgia, Obsessions, Problem, School
what should I write?
What should I write?
Pertanyaan yang absurd memang--dan juga retoris, menurutku--dan jarang ditanyakan oleh seorang Nona, haha. Well, jujur aja aku lagi bingung to the max harus nulis apa. Udah lama nggak blogging, dan aku ngerasa lagi ga ada bahan yang cocok untuk dipost di sini. Bukan berarti aku ga suka blogging lagi, atau udah ga punya passion buat nulis ya. Justru karena suka itu lah, aku jadi bingung.
Oke, aku jadi bingung sendiri sama tulisanku di atas.
Anyway, how was your score, Octopuses? Mine was... hmmm... lumayanlah, haha. Ranking juga Alhamdullilah lumayan juga. Dan sekarang, aku lagi terjebak dalam liburan yang Oh-My-God-it-is-so-boring. Seandainya aku besi, mungkin aku udah karatan saking bosennya. Hiperbol abis ya? Hehehe. Tapi serius loh, liburan kali ini bener-bener membosankaaaan! Ga ada tuh yang namanya pergi ke luar kota segala macem. I envy you, Octopuses yang sibuk hilir-mudik ke sana-ke sini.
Jadi, apa kesibukanku selama liburan ini? Ga jauh-jauh dari kata tidur, ngenet, dan makan. Kayaknya, begitu liburan selesai, berat badanku bakal nambah nih. Duh, God, I should take a diet!
Well, untuk membebaskan diri dari kebosanan yang mengenaskan, aku ngabisin hari-hariku di kamar, nerusin fanfic-fanfic yang semakin menggunung dari hari kehari. Apa aja fanficnya? In case you want to see the list, here it is :
- Love Constellation : fanfic kolaborasi bareng Aldi Oppa. Tokoh utamanya, SNSD's Im Yoona dan Jang Dae Jung (OC).
- Leaving The Sunshine : fanfic buat hadiah ulang tahunnya Giri yang, yah, udah lewat lama banget hehehe. Salahkan moodku yang selalu naik-turun, jadi jarang nerusin oneshot ini (alamat orang nggak mau disalahin). Tokoh utamanya SNSD's Im Yoona (lagi) dan 2PM's Ok Taecyeon.
- Untitled Project : fanfic rahasia, hahahahaha. Kenapa aku berani ngumumin soal fanfic ini di sini? Well, pengen aja hahahaha (ga jelas abis). Aku ngasih sebutan "Twins' Project" ke fanfic ini. Kenapa? Jawabannya akan anda ketahui setelah anda membacanya... LOL. Tokoh utamanya SNSD's Kwon Yuri dan 2PM's Nickhun. Dan ada juga guest star tersayang kita, Victoria Song dan Son Dam Bi! Yay!
Cuma 3 fanfic, emang. Tapi proses nulisnya itu lamaaaaaa dan sulit banget! Mana lagi moodku buat nulis naik-turun mulu. Duh! Wish me luck ya, biar bisa nyelesein 3 fanfic di atas dengan cepat! ;D
Ngomong-ngomong, aku juga lagi mengalami pergolakan mood buat masuk sekolah nih. Sebenernya aku ada rasa semangat buat masuk sekolah, dan perasaan ini cukup mendominasi. Cuma, kalo ngebayangin hari-hariku nanti... tiap hari harus pulang sore, belom lagi langsung cabut ke bimbel, terus di rumah belajar lagi. Duh, aku udah kelas 9 ya? Ga kerasa banget! Belom lagi nanti, pas udah semester baru, aku pasti bakal kangen hari-hari kayak gini... hari-hari yang santai dan penuh kedamaian (LOL). Oke deh, aku emang harus nikmatin dan mengenang dulu hari-hari males kayak gini, huhu.
Oh iya, poster dari Jakarta yang dikirim Kak Dhira udah nyampe di rumahku. Rasanya sayaaaaang banget mau nempelin di sekolah. Abisnya gimana dong? Hadiahnya MacBook Pro sama iPod Touch, men!! Siapa yang nggak ngiler, gitu loh??
Wuah, pada bertanya-tanya deh itu poster apaan, begitu ngebaca kata MacBook dan iPod Touch? Hehehehe. Hitung-hitung menambah pahala (apa banget deh), saya bakal berbaik hati ngasih tau kalian soal lomba ini.
Basically, lomba ini adalah lomba menulis. Honestly aku ga tau apa visi dan landasan dari kompetisi ini sih, karena aku bukan panitianya. Yang pasti, aku cuma tau kalo kamu bisa dapetin 1 MacBook Pro dan 2 iPod Touch (bagi 3 pemenang yang dipilih oleh para editor) dan 7 handphone + prepaid internet packages, kalo eBook buatan kamu termasuk dalam 10 eBook terfavorit! Yay! Mau kan? Pengen dong?
Jadi, buat kamu semua yang suka menulis dan hobi bikin eBook, tunggu apa lagi? Segera sign up di www.evolitera.co.id dan publish eBook kamu di sana sekarang juga! C'mon, Octopuses! Let's show off our power to the people! Hehehe, maap saya jadi bersemangat sekali :D
Aku ga tau banyak soal persyaratannya, tapi memang di posternya ada ditulis beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengikuti kompetisi ini. Tertarik? Leave me a response on the chatbox yang tersedia di page "MISC". Aku ga nunggu ada 5 respons atau berapapun itu. Asal ada satu orang dari kalian yang tertarik, aku berkenan nulis ulang step-step yang ada di poster tersebut, bahkan mungkin sama foto posternya sekalian. Ini kalo kalian pengen liat dan tau apa yang ada di poster yang aku dapetin, loh, ya :) Soalnya kan percuma aku motret sama nulis ulang di sini kalo ternyata ga ada yang berminat, hehe. Jadi...........
GO GO, LEAVE ME A RESPONSE! :D
Love, LadyLo
Label: About me, Announcement, Daily story, Experience, Fun, Info, Interests, Just babbling, Life, Updaties
so this is how does it feel
So this is how does it feel to be a sister...
:)
Love, LadyLo
Label: About me, Experience, Family, Just babbling, Life, Short Post
I'm here! :)
Yeah, I'm back! And yup, I've changed my blog's layout :) I know a lot of people use this layout, but I can't handle it lol, I still want this layout as my blog's layout! I haven't done a lot of things... still need to change the icons, relink all of you, add some songs, and of course reply your chatties. Well, wish me luck for doing these things, okay? ;)
Anyway, it's official! I've made an Indonesian forum for SunFany, and it's here~
www.2Nyted.ipbfree.com
Yup... I know, it's bad and too plain. But the good news is, we're currently finding for tech admins and graphic designers! Interested? Then go for it :D
Huff... belakangan ini tenagaku bener-bener terkuras. Baru aja selesai ngerjain mid tes, eh aku malah disuruh dimintain tolong sama guruku buat jadi pager ayu nikahan anaknya. Well, since I didn't have any schedules, I accepted it lol :)
 Silly huh? Ribet sih, karena harus bangun pagi-pagi dan berangkat subuh dari rumah. But it was awesome, though. Ada saat-saat dimana rambutku jadi kayak pohon waktu disasak, ada awkward moments waktu aku baru ketemu sama Puput dan Dini (karena sebelumnya aku ga kenal mereka), ada saat-saat dimana aku ketiduran gara-gara ngantuk banget, ada saat-saat dimana aku dituduh mojok sama Rizal gara-gara aku duduk berduaan sama dia (please, dia lagi main Snakes di hapeku dan aku lagi ketiduran waktu itu -,-), ada saat-saat memalukan waktu ngedenger Anom nyanyi, ada saat-saat pengen nimpuk muka Erwin sama Gugun pake heels (hehehe peaceeee), ada saat-saat rasanya pengen pingsan waktu diajarin 'cara jalan yang baik' dan terpaksa menderita gara-gara harus berdiri lama (dengan HEELS), dan ada banyak momen-momen yang ga terlupakan hingga detik ini :) (ku-cut demi alasan biar kenangan-kenangan itu jadi our very own memories hehe) I love you guys!
Bisa dibilang kami stay dari jam 6 pagi sampe jam 3 sore. Jam 3 sore acaranya udah selesai dan kami balik ke rumah guru kami. Di sana, rumah nya Bu Guru berasa jadi rumah kami sendiri huahahaha. Puput, Gugun, sama Erwin udah pulang duluan, jadi nyisa aku, Tya, Anom, Rizal, sama Dini. Anom sama Rizal mah enak aja, tinggal buka sana buka sini selesai deh. Lah kalo kami, para cewek? Harus lepas jarik lah, kebaya lah, konde lah, dan sebagainya!
Baru aja selesai ganti baju, konde Tya langsung dilepas paksa dengan naasnya oleh si Rizal. Nggak lama kemudian, Anom ikutan ngelepasin sanggulnya Tya. Begitu selesai sanggul Tya dilepas, sanggulnya Dini jadi incaran mereka yang selanjutnya. Awalnya aku nggak mau ngelepas sanggulku, takut ketawan betapa berantakannya rambutku. Tapi... akhirnya aku tergoda juga buat ngelepas sanggulku. Alhasil, sanggulku dilepas oleh warga sekampung hahaha (baca : Tya, Anom, Rizal, Dini, Bella). Percaya atau nggak, Rizal yang banyak disukain cewek itu adalah yang paling telaten dalam hal ngelepasin konde!
Okay, selesai ganti baju dan lepas konde, kami semua tiduran di atas lantai sambil ngadem depan kipas angin. Berhubung lantainya luas, otomatis pose kami jadi nggak beraturan. Yang pasti, urutan awal posisi kami itu (dari kiri ke kanan) : Rizal-aku-Dini-Anom-Tya. Berhubung Puput tiba-tiba nelpon dan kondisi memaksaku buat ngambil hape di tas (halah), urutannya berubah lagi jadi Rizal-Dini-aku-Tya-Anom. Posisi yang ini better karena berarti di kanan-kiriku itu cewek hehehe.
Nah, bagian-bagian selanjutnya mending kuskip aja yaaaaa hehehe :D Bisa dibilang aku lagi males ngetik kekeke :p yang pasti, kesibukanku belakangan ini adalah :
1. Aku jadi moderator di divAS aka www.divadetention.com :D yup, salah satu forum internasionalnya After School ;) please join yaaaaa... dan nicknameku di sana itu "tiffanytiffyn" ;) jangan lupa sapa aku, okay? Hehehe 2. Ngurusin 2Nyted pastinya. Alamatnya : www.2Nyted.ipbfree.com 3. Aku berkolaborasi sama my beloved oppa, Aldi, buat bikin fanfic yang berjudul Love Constellation. Fanfic ini sangat istimewa buat aku, karena ini pertama kalinya aku berkolaborasi sama seseorang buat bikin suatu fanfic, dan juga fanfic ini cukup unik karena ditulis dari dua POV (Point of View) yang berbeda, yaitu dari POV cewek dan POV cowok :) 4. Semi hiatus on Soshindo, semi hiatus on Twitter, already on hiatus di Soshified. gonna miss you all, guys! divAS butuh dirawat ASAP hehehe :D 5. Tiffyn (aku sama Ina) pengen tampil di perpisahan nanti, pastinya ngecover beberapa lagu kpop dong... (most likely sih lagu-lagunya SNSD) :D
Well, itu dulu deh buat postingan kali ini hehehe. Tenang Octopuses, aku bakal berusaha kembali sering blogging kok ;) Kekekeke
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Fun, Just babbling, Nostalgia, Schedule, Somethin' about my blog, Updaties
officially alone :(
Octopuses, have you ever known that I miss you so much? Well, if you haven't yet, then this is the time when I must tell you about that, lol.
Okay, I got a lot of stories that I wanted to tell you. Let's start from... my wound? Yeah, I got these scary wound on my arm surprisingly. I mean, I didn't feel hurt at all. When I realized, I've got these scars and... I hope it'll be better soon :)
Then, I wanted to tell you that I'm officially alone at my house now. It isn't like I'm living alone in this house, though. You know, my dad lives in Jogja now, so I just living with my mom, my grandparents, my uncles, my auntie, and my lovely cousin; Bella. But, do you know what? My mom had to go to Jogja for a while, and that means I'm alone in this house, rite? Even though my fam still accompanying me in this house, but without my mom, I feel like I'm alone in this house.
Ah, Mom, please come back to our house ASAP :(
Well, because of my mom has left to Jogja, I must do a lot of things alone. Yeah, it's something like washing my clothes, tidying up my room, and other boring stuffs that we usually call houseworks (or whatever what it called).
Hmmm... what about saying 'goodbye' for a while to the spoily me? You know; the spoily LadyLo? For soap's sake, missing my mom is a tiresome :( Ah, enough about blabbing this thingy.
The next thing that I want to tell you is; OMG I got a lot of fanfics that I must finish ASAP! These are the examples :
1. Secret - (characters : SNSD Tiffany, SNSD Seohyun, Super Junior Kyuhyun, etc) 2. It Must Be Love - (characters : SNSD Yoona, Super Junior Donghae, SNSD Jessica, etc) 3. I Love You, My Noona - (characters : SNSD Sooyoung, SHINee Minho, etc) etc etc
And you know what? I love making triangle love story~~ lol :D And if you're currently in a deadly boredom, making a fanfic is a fun way to solve the promblems :) Try it yourself, Octopuses!
Well, enough updaties for today. I'm still waiting for the photos that Ina currently uploaded now :) I'll share them to you when Ina has done her assignments! Hehe :D
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, English Post, Experience, Family, Fun, Just babbling, Life, Updaties
addicted too much?
Finally I can update this bloggie again, Octopuses! Sorry for seldom updating... I was trapped in a boredom situation, and I was too lazy to type some words here, lol. But now, I'm back! (I hope so, lol)
Okay, jadi apa aja yang udah terjadi sama aku belakangan ini? Well, not too much. And nothing special. Aku sendiri udah lupa ada kejadian apa aja, hehe.
Oh iya, yang terbaru adalah : I'll take a photoshoot session with my bestie, Ina. And the photographer will be our talented classmate, Yuda. What was the reason behind this plan? Well, aku sama Ina punya ide gila.
Jadi, kami sering banget ngecover lagu-lagu kpop. Baik itu dari SNSD, f(x), After School, atau bahkan Super Junior. Then, one day Ina revealed her adorable random thought;
"Kenapa kita ga bikin album kompilasi lagu-lagu coveran kita?"
So, here we go. Kami berencana buat bikin sebuah album kompilasi yang isinya hasil coveran kami. Our voices might not as good as those singers, but we do this just for fun. And of course we won't sell the album (aku ga mau deh kena tuduh plagiarism cuma gara-gara ngejual album yang isinya lagu-lagu orang lain, lol).
Nah, buat bikin album ini, rencananya kami bakal rekaman di suatu tempat (masih dirahasiain lol) dan kami berniat buat masukkin beberapa foto ke albumnya. Nah, makanya Insya Allah (semoga jadi) besok kami bakal hunting foto di rumahnya Ina yang notabene selalu punya objek bagus buat dijadiin background. Kami bakal cabut ke rumah Ina begitu pulang sekolah.
Okay... that's it. See? Simpel abis kan?
Terus apalagi ya? Oh iya, alesan kenapa aku ga pernah lagi ngeupdate blog ini. Well, alesanku ga bagus-bagus amat sih :p
1. Males ngetik, entah kenapa. Semangat cuma dateng kalo lagi nulis fanfic TT___TT 2. Too addicted with kpop, especially SNSD. 3. Sibuk 'menjelajah' di Twitter dan forum :)
Oh, almost forget! Aku sama Ina lagi ngerjain salah satu secret project kami; yaitu ngebuat forum khusus SunFany shippers! It'll be called "2Nyted" anyway :) kalo udah jadi, aku bakal ngepost linknya disini :D
Anyway, I planned to change the title of my blog, since there's another blog that has a same title as mine. Do you have any suggestions for my blog's title? :) I'll make a poll for my blog's new title, and please participate in that poll! :D And I'm going to change the layout too. I think we need something colourful and bright here... lol ;)
Ah, I just can't wait for the photoshoot! Hope it'll be as success as we hope~
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Fun, Just babbling, Nostalgia, Somethin' about my blog, Updaties
waktunya rekoleksi soal blogku!
Oh I miss you so much, octopuses! Hmm... what should I say now? Ah, yeah. Even though I posted a new post here, that doesn't mean if my exam already over. Even it hasn't started yet! The big day is tomorrow, so I must study hard tonight. Ah, I'm so nervous! Wish me luck yaa octopuses :')
Okay, kali ini aku mau ngomongin soal... konsep blogku.
FYI, aku sering bingung soal konsep blogku. Banyak banget yang kupikirin soal konsep blogku, dan yang paling sering kupikirin adalah: gimana caraku menjabarkan apa yang pengen aku katakan disini. Misalnya...
Apa aku harus blogging dengan bahasa Inggris kayak Sabila Anata? Apa aku harus blogging dengan bahasa sehari-hari kayak Raditya Dika? Apa aku harus blogging dengan bahasa resmi kayak Nona Dita? Atau apa?
Jujur aja, aku sendiri nyadar kalau blogku masih belum terkonsep rapi. Makanya, octopuses bisa ngeliat banyak postinganku yang nggak 'satu konsep'. Misalnya, di postingan A aku berbahasa Inggris. Di postingan B aku berbahasa nyeleneh. Di postingan C aku berbahasa resmi. Di postingan D aku berbahasa nyampur (resmi, tapi juga ada nyelenehnya. Atau sebaliknya).
Aku bingung!
FYI, aku udah blogging dari kelas 5 SD (which means 3-4 tahun yang lalu) tapi baru-baru ini aja bikin blog lewat Blogger/Blogspot. Dan selama 4 tahunan blogging, ada banyak transisi yang aku alamin dalam dunia blogging.
Dulu aku sempet blogging dengan bahasa yang... yah, alay deh. Abis itu, karena aku addicted sama Bang Dika alias Raditya Dika, bahasa bloggingku sempet ketularan bahasanya. Bahkan bisa dibilang, caraku blogging mirip sama caranya deh! But lucky me, ada seorang sahabat yang ngingetin aku kalau bahasaku terlalu mirip sama bahasanya Raditya Dika. Walaupun aku udah enjoy banget dengan bahasa ala Bang Dika--dan bahkan banyak blogger yang muji kalau "blogku lucu", "blogku asik buat dibaca", "blogku bener-bener fun", dsb--aku tetep ngerasa risih setiap keinget kalau bahasaku sama kayak bahasa blogging orang lain.
I mean, aku ngerasa risih karena aku cukup 'mengopi' cara orang lagi blogging.
Sejak itu, aku berhenti make "bahasa Kambing"-nya Bang Dika *LOL* dan sampai sekarang aku masih bingung soal 'identitas blog'ku.
Di blog WordPressku, aku udah mengonsep bahasa blogku dengan bahasa resmi. And guess what? Pengunjung blog terbanyakku itu orang-orang dewasa. Jarang banget yang umurnya masih belasan tahun. Dan karena merasa nggak nyaman sama bahasaku yang terlalu resmi, akhirnya aku mutusin buat pake bahasa sehari-hari.
Dan sekarang? Aku masih juga nyari identitas blogku! Aaaah... rasanya blogging aja kok rumit banget ya? :D
Tapi belakangan ini aku sadar, kalau aku nggak perlu terburu-buru nyari identitas blogku. Aku berusaha buat nikmatin apa yang ada di jiwa bloggingku. Menurutku, selama kita jadi 'original' alias nggak ngopi gaya siapapun, blog kita bakal jadi blog yang baik kok. Lagian, bukannya cara kita blogging itu menjabarkan personality kita ya? Jadi, cara bloggingku yang gado-gado itu bener-bener mencerminkan sifatku yang abstrak itu, kan? *ngeles aja deh hehe*
Oh iya, waktu baca salah satu manga one-shot (lupa apa judulnya), aku jadi dapet kata-kata bagus deh:
"Kamu bukannya tidak menemukan identitas dirimu. Kamu hanya belum menemukannya. Jangan terburu-buru, karena suatu saat nanti kamu pasti akan menemukannya. Ini hanya masalah waktu."
Cieeeeeeh mantep dah haha :D
Oke deh, kayaknya cukup sampe situ dulu deh perenunganku soal dunia blogging. Dan hal yang lebih penting dari identitas bloggingku adalaaah:
as I said, besok aku udah ujiaaaaan! Wish me luck yah, octopuses! >< Nervous abis nih :)
Well then, see you soon ;)
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Nostalgia, Opinion, Problem, Renungan, Somethin' about my blog
giggles and... tears.
Hey pals! Ups, I mean... octopuses. Yup, started from today, I'm going to call you all "octopuses", not "pals" anymore! Hihi :) take it easy okay? ;)
Okay, maybe you're wondering the reason why did I choose that title for this post. Aku sendiri juga bingung kenapa milih judul itu. Well, mungkin karena dalam postingan kali ini bakal ada hal-hal yang menyenangkan, sekaligus menyedihkan buat aku. Then, let's start this post from the "giggles" side first! ^^
Belakangan ini aku nyadar, kalo ikutan mading di Spansa udah menciptakan berbagai kegilaan tersendiri buat aku. Di postingan sebelumnya aku udah cerita kan, kalo aku sampe kena banjir waktu ngurusin mading? Nah, lagi-lagi aku ngalamin kejadian yang buatku nggak terlupakan gara-gara ngurusin mading, hehe.
Jadi, kemaren (hari Sabtu) ada pengasapan di sekolahku. Biasalah, karena musim hujan, nyamuk-nyamuk semakin mengganas dan berkeliaran dimana-mana. Makanya sekolahku ngadain pengasapan besar-besaran. Terus, apakah kejadian yang nggak terlupakan itu?
Nah, kemaren aku mau nempelin mading sama Ina (belum sempet ditempel hehe). Harusnya kami berdua nempelin tuh mading bareng anak-anak mading yang lain. Tapi anak-anak kelas 8A pada latihan buat upacara Senin, sementara anak-anak kelas 8D... hmm, kemaren aku jarang ketemu sama anak-anak 8D. Jadi, karena aku sama Ina nggak ada kerjaan, kami putuskan buat masang mading saat itu juga (mumpung nggak ada pelajaran karena ada pengasapan).
Pas baru mau masang mading, kami berdua baru inget kalau... madingnya ada di kelas 8A!! Oh crap! Kami bisa aja sih ngambil tuh mading di kelas 8A, terus langsung masang madingnya. But, guess what? Kelas 8A baru aja diasapin sama petugas-petugasnya. I mean, 8A lagi diasapin sama para petugasnya.
Sebenernya, kalau mau dipikir ulang, kami bisa nunggu asap di kelas 8A hilang. Cuma, mengingat kelas kami, 8F, yang udah diasapin dari beberapa waktu yang lalu tapi asapnya belum hilang... kayaknya tuh mading bakal keburu lumutan kalau nggak diambil saat itu juga.
Nah, berbekal jaketnya Shera, aku sama Ina nekat naik ke kelas 8A yang ada di lantai dua. Biarpun nggak tahan sama asapnya yang bikin aku pusing, kami tetep naikkin tangga dengan sangat-amat-sangat pelan. Mau gimana lagi? Asapnya pekat banget! Kalau nggak hati-hati, kami bisa kepeleset.
Oke, kami berhasil sampai di lantai dua. Misi kami berikutnya adalah: masuk ke kelas 8A yang ada di ujung koridor. Great then, hahahaha, aku ketawa garing dalem hati.
"Nonaaaa, yakin nih kita mau lanjut?" Ina udah ragu buat ngelanjutin perjalanan jauh. Sebenernya aku juga males banget buat ngelanjutin perjalanan, secara asap pekat udah menuhin koridor, dan bikin aku pusing banget. Tapi, kayaknya kok nanggung banget buat nyerah ya? Makanya, kami putuskan buat tetep nekat.
Aku sama Ina mulai jalan pelan-pelan. Buset, koridor udah dipenuhin sama asap super pekat. Rasanya koridor gedung itu udah dipenuhin sama kabut-kabut di Persona 4. Eh iya, aku sama Ina berasa masuk ke dalem game Persona 4 deh! Hihi. Seru, seru!
Wah, seru bangeeeeet!, aku, yang emang adrenaline junkies, sempet-sempetnya kepikiran kayak gitu. Sok abis mikir tuh kejadian seru, padahal kepala udah pusing setengah mati, dan tenggorokan serasa kebakar.
Awalnya aku mikir seru, tapi lama kelamaan berasa horor juga. Gimana nggak? Kami ada di dalem koridor yang panjang, yang nggak ketawan "apa" yang ada di depan kami karena pekatnya asap. Apalagi cuma ada tiga orang di gedung ini; yaitu aku, Ina, sama satu anak laki-laki yang udah masuk lebih dulu dengan penuh semangat dan ninggalin kami jauh di belakang.
Dan, pas aku sama Ina sibuk nutupin hidung + mulut pake jaketnya Shera, tiba-tiba....
"HWAAAAAA!" anak laki-laki barusan teriak sambil lompat ke depan kami. Ckck, saking pekatnya asap, aku sama Ina nggak bisa ngeliat kalau dia sempet lari ke arah kami. Tiba-tiba aja dia lompat dari pekatnya asap dan berdiri di depan kami. Then, some minutes later, I saw his blushes. Yup, kayaknya dia salah ngira deh. Mungkin dia kira, aku sama Ina itu temen-temennya, terus dia ngagetin kami. Aku sama Ina langsung bertukar pandang, mikir betapa najisnya tuh cowok.
Berbekal rasa malu, tuh cowok langsung lari nurunin tangga. Great, kali ini kami bener-bener cuma berdua di gedung itu.
Setelah jalan beberapa lama, kepekatan asapnya berkurang sedikit, jadi kami bisa ngeliat jauh ke depan. Nobody, I mean, "nothing". Karena udah nggak tahan lagi dan mulai ngerasa sesak napas, kami langsung lari masuk ke kelas 8A.
Yeah, jendelanya kebuka!, cuma itu yang pertama kali kupikirin waktu masuk ke kelas 8A. Ina langsung ngecek lemari tempat dia nyimpen mading, sementara aku langsung lari ke arah jendela deket lemari barusan. As I said, jendelanya kebuka. Walaupun masih dikelilingin asap, tapi setidaknya masih ada sedikit udara seger dari tuh jendela. Makanya aku langsung ngecharge paru-paruku. Hmmm... rasanya pusingku berkurang gara-gara ngirup udara sedikit segar. Hehe.
"Ina, rasanya tenggorokanku panas deh," aku bilang gitu ke Ina yang udah ikutan ngejulurin kepalanya keluar lewat jendela. Kami berdua sama-sama ngecharge paru-paru.
"Iya, Ina juga," jawab Ina yang keliatan pucat. Kami berdua emang sama-sama lemah dibagian pernapasan sama pencernaan. Hiks.
Nah, selama ngecharge paru-paru, kami berdua ngobrolin soal betapa miripnya environment di gedung itu sama suasana di Persona 4. Ya ampun, kami berasa lagi masuk ke tuh game deh! Terus kami kembali ngobrolin soal game Persona 3 dan Persona 4 (heran, kok sempet-sempetnya ya ngomongin game ditengah kondisi kritis kayak gitu?). Dan akhirnya, kami mulai jalan keluar kelas sambil tetep ngomongin Persona's sequels.
Kami kembali jalan menyusuri koridor yang udah nggak terlalu pekat asapnya, dan kami mulai nurunin tangga. Dan, yeah, kami selamaaaaaaat!! Walaupun aku ngerasa pusing dan tenggorokanku berasa kebakar, setidaknya misi kami sukses! Hihi :) I think that was my unforgettable experience deh! ;)
Okay, that's the "giggles" side. Now, let's talk about the "tears" side.
I'm on my hiatus now! I'm going to have some tests on next week, so I won't update my blog until I've finished my tests. I'm gonna miss you so much, octopuses! ><>
By the way, I found these funny posts on Nguping Jakarta:
Memangnya telor salah apaaaa?
Pembeli cablak: "Mas nasi gorengnya satu, telornya digaplok yah!"
Didengar oleh orang yang bergegas melaporkan kekerasan yang terjadi saat proses memasak.
Setelah itu, bikin segi empat tiga sisi!
Pembina: "Ayo adek-adek, semuanya baris yang lurus membentuk lingkaran mengelilingi kakak!"
Tebet, didengar oleh seseorang yang ingin melihat bentuk yang sangat absurd itu.
LOL, I think they're funny! Well then, I'm gonna miss you so much, octopuses! Hugs and kisses from me :') And wish me luck on my tests, okay? :D
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Fun, Incident, Just babbling, Nostalgia, Sad, Somethin' about my blog, Updaties
Older Post
the lady

Nona Soedhowo. 17. Indonesian. A pudding enthusiast by day, a space wanderer by night. A cynic, and yet can't stop believing in Peter Pan and the Neverland. Currently finding for her own way to The Hodge 301 Cluster - her very own pink cluster.
cool people

Ale | Cho | Nabila | Ninda |
Puti | Rania | Ratna | Sindy | Tan
octopuses united

designer
Templates: Hafni
Base Code: Caca
Editor: Nona Soedhowo
life isn't like a box of chocolates; it's already scripted.
Life is like a box of chocolates - you never know what you're gonna get.
Mungkin udah ratusan kali kamu denger atau ngebaca quote barusan. But hey, who's counting here? Because what really matters now is, apakah kata-kata mujarabnya Forrest Gump barusan bener atau nggak. Well, aku sendiri yakin pasti bagi sebagian besar orang, definisi hidup ya begitu. Unpredictable, full of surprises, and such.
Definisi hidup menurut Nona?
Life is like a movie script - you never know whether you do your role perfectly or not until you finally watch the result.
Sering denger ungkapan 'dunia ini hanya panggung sandiwara'? I do. And I believe in that statement. Karena pada dasarnya, yang dilakukan setiap manusia di muka bumi ini hanya memerankan perannya masing-masing. Orang jahat, orang baik, orang ketus, orang ramah, semua itu cuma label yang diciptakan manusia sendiri. Tapi pada akhirnya, orang-orang tersebut tetap harus menjalankan lakonnya dengan label-label yang menempel di diri mereka. Kenapa? Karena sekali seseorang gagal menjalankan perannya, seluruh cerita yang udah tersusun rapi di naskah bakal hancur berantakan.
Banyak yang bilang, Tuhan adalah sutradara dari hidup ini. Aku cukup setuju sama pernyataan itu. Dan menurutku, manusia itu (udah jelas ya?) aktris dan aktornya. Sekarang, pertanyaannya cuma satu. Kalo Tuhan = sutradara, dan manusia = pemerannya, lantas siapa penonton dari 'panggung sandiwara' ini?
Karena panggung selalu didirikan untuk para penontonnya, my dear.
Intinya, nggak mungkin kan suatu pertunjukan digelar kalo ga ada penontonnya? Masalahnya, dalam hal ini siapa penontonnya? Malaikat? Iblis? No, in my opinion, mereka juga termasuk dalam kategori "pemain".
I'm getting crazy, I know.
Pernah nggak, suatu hari kamu terbangun dari tidurmu dan satu-satunya hal yang terbersit di kepalamu adalah kalimat "what am I doing to my life"? It's like, everything is pitch black. And then, your brain goes blank. Real blank. Mendadak kamu kehilangan passion buat ngelarin semua pekerjaan yang udah kamu mulai. Tiba-tiba aja kamu mempertanyakan semua pilihan yang udah kamu buat dalam hidup kamu. Dan dalam sekejap, kamu pengen ngulang semuanya dari awal. Ngelakuin hal yang jauh berbeda dari apa yang kamu pilih sekarang. Ibarat main Angry Birds, kamu pengen pindah season. Dari Angry Birds Halloween ke Angrys Birds Rio, maybe?
My mind is like a big parade of mixed things. Ada banyak hal yang harusnya ga perlu kupikir tapi tetep aja terlintas di kepalaku. Gimana kalo ternyata mukaku sebenernya nggak sama kayak yang selama ini kuliat di cermin? Kan aku nggak pernah ngeliat langsung mukaku! (Random thought, it proves that orang lain kadang lebih tau tentang diri kita ketimbang kitanya sendiri - buktinya aja mereka lebih mengenal muka kita daripada kita sendiri) Atau, gimana kalo pas one day aku ngaca, aku baru nyadar kalo aku udah berumur 30 tahun - dan bukannya 16 tahun kayak sekarang? Because time runs faster than we used to think. And this case happens to my Mom.
Aku bahkan sempet kepikiran; kira-kira apa yang bakal terjadi seandainya aku ngambil jalan yang berlawanan sama pilihan yang udah aku ambil sekarang? Things like, gimana seandainya aku ngambil kelas IPS instead of kelas IPA? Gimana seandainya aku nggak masuk ke SMA Negeri 1 Samarinda, tapi masuk ke SMA lainnya? Gimana seandainya aku masuk ke SMK dan bukannya SMA? Gimana seandainya aku masuk sekolah swasta, dan bukannya sekolah negeri? Gimana seandainya aku milih homeschool daripada public school? Apa yang bakal terjadi? Gimana reaksi keluargaku?
Karena sebesar apapun kebebasan yang dikasih orang tuaku, tetep aja ya yang namanya keluarga besar lebih menghormati hal-hal 'mainstream'. Such as, jadi pegawai negeri itu much better daripada jadi wiraswasta (talking about garansi seumur hidup, if you know what I mean) dan hal-hal lainnya.
Hal-hal semacam itulah yang ngebuat aku diem-diem salut sama orang-orang semacam tokoh Wilee di film Premium Rush. You know, the one who abandoned his previous 'life'. Seorang laki-laki cerdas yang nekat meninggalkan kesempatannya mendapatkan gelar Sarjana Hukum, cuma demi mempertahankan passionnya berkendara bebas dengan fixed gear dan jadi kurir khusus. Karena orang-orang semacam itu emang ada di sekitar kita, dan untuk mengambil keputusan seperti itu sama sekali nggak mudah. Aku yakin, ada suatu keberanian yang nggak dimiliki setiap orang waktu temen kita ditanya "kenapa nekat masuk Farmasi?" dan langsung ngejawab dengan tegas, "Aku mau langsung kerja abis lulus sekolah". How I envy you, orang-orang yang gagah berani.
Aku sendiri termasuk dalam kalangan orang pengecut yang masih belom yakin mau jadi apa pas dewasa nanti. Golongan losers yang nggak berani mengambil keputusan yang 'beda dari yang lain', cuma karena takut nggak sanggup menghadapi penilaian dari orang lain. Aku terlalu banyak mikirin "what ifs" instead of doing the hell of it. Orang-orang kayak aku inilah yang kalo hidup cuma ngikutin garis lurus yang mungkin emang udah digambarin sama Allah sejak awalnya.
Probably that's why I always think that life is already scripted. Means, it's not 'a box of chocolates' at all. But hey, what can I do to my screwed life anyway?
Love,
LadyLo.
Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Life, Opinion, Random thoughts
doubts
Sometimes, there are times when you have some doubts towards yourself. A kind of thought that makes you feel like, you're not doing the right thing. It's normal to feel such a thing. But no one can deny that it's somewhat painful to do over yourself. However, the worst feeling is the one when you have doubts over your bestfriends.
Or maybe, people that you thought they WERE your bestfriends.
Hubungan-hubungan yang, katanya, long-lasting semacam persahabatan seharusnya nggak perlu semacam deklarasi tertentu. True bestfriends don't say "we are bestfriends now" to each other. It's just we feel like doing it. Tanpa sadar, kita selalu menghabiskan waktu dengan orang-orang itu. Cerita macem-macem ke mereka. Merasa definisi sesungguhnya dari "quality time" adalah ketika kita melewatkan waktu bareng mereka. Time flows, dan waktu kita sadar, dengan sendirinya kita udah menganggap mereka sebagai sahabat kita. Nggak perlu peresmian. Nggak perlu segala ikrar.
Tapi, yang paling menyakitkan adalah saat dimana TERNYATA mereka nggak merasakan hal yang sama ke kita. Oke, kita nganggep mereka sahabat. Gimana kalo ternyata ini cuma one-sided friendship? Disaat kita mengagung-agungkan mereka sebagai so-called-BFFs, mereka justru sama sekali NGGAK masukkin kita ke "daftar sahabat" nya. Yang lebih parah lagi, gimana kalo mereka menganggap kita sebagai sahabatnya, tapi mereka sama sekali nggak bersikap seperti how a bestfriend should act?
Mereka ngelakuin hal dari A sampe Z dengan mengatasnamakan kebaikan mereka. Prinsip mereka, "aku ngelakuin semua ini demi kebaikanmu, biar kamu seneng". Padahal, sebenernya semua itu cuma untuk kepuasan mereka semata. Dan bodohnya kita, as a loyal bestfriend, mau-maunya ngikutin omongan mereka?
This is bad. I have doubts over my so-called bestfriends. They DO backstab me. They talk behind me, and I've seen the proofs before. It hurts, hurts so bad until I can't stop thinking about it for the whole days. I spent the nights for thinking about my faults, but still - I couldn't find the EXACT thing which made them doing such a cruel thing to me. Why they did this to me? How long it's been since the very first time they started hating me? I don't even know whether "hate" is the perfect word or not, but one thing that I know; if they REALLY love me, they wouldn't do anything like this, right?
This isn't the first time. But I thought all of us already started a brand new page of our friendship. No matter what they do, I can't do anything but only forgiving them. Why they couldn't do the same thing to me? I'm sorry for hurting you. For making you uncomfortable with my behaviour. But if you have any unspoken words, why don't you just tell me directly instead of backstabbing me?
Now it feels like Bon Iver's Skinny Love:
Who will love you? Who will fight? Who will fall far behind?
Bohong kalo mereka bilang mereka nggak mau nyakitin perasaanku dengan berkata jujur. Kalo mereka bener-bener berniat baik, mereka pasti bakal ngomong langsung ke aku. Bukannya nunggu aku sadar sendiri. Bukannya ngomongin aku dari belakang.
Ini semua salahku yang udah ngelanggar prinsipku sendiri; untuk nggak sepenuhnya percaya sama orang lain. Untuk nggak pernah bersandar sama orang lain. The world is giving its judgement towards me. So I guess I have to come back to my oldself; the one who will never, ever believe in another person.
Maaf, maaf banget udah nyakitin kalian semua - meskipun sampe saat ini aku nggak tau apa yang bikin kalian bertindak sejauh ini. Bahkan walaupun kalian mau bilang "itu udah bulan Januari lalu kok, sekarang udah nggak lagi"..........
YOU GUYS STILL HURT ME.
I'm sorry.
Love, LadyLo.
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Life, Problem, Renungan, Sad
breaking down for breaking dawn
Friday WAS such a free day. Had much fun on Friday with the one and only--Cinday (alias Sindy). Setelah hari Minggu lalu aku gila-gilaan sama dia dan yang lainnya (baca : Miti aka Mita, Belbo aka Bella, Odi, Kak Omen, dan Yuda plus Dimas--kalo mereka bisa ikut diitung), hari Jumat kemaren pun aku dan Cinday kembali mengguncang Samarinda Central Plaza.
Hari Jumat kemaren ada premiere the famous Breaking Dawn di 21 (and, yes, Samarinda MASIH belom punya XXI atau apapun itu). Aku udah napsu banget buat nonton premiere nya dari jauh-jauh hari. Mengingat aku nggak sempet nonton Harry Potter (such a pity, huh?), kayaknya premiere Breaking Dawn merupakan pelampiasan yang cocok banget.
Sayangnya, nggak ada yang segila aku untuk berani nekat ke 21 masih dalam keadaan berseragam. Hari Kamis aku udah ngajakkin Cinday, dan dia bilang dia udah banyak diajakkin yang lain buat nonton itu film.
Ternyata, Cinday yang baru balik ke sekolah abis selesai ngedatengin festival film something ketemu aku Jumat siangnya. Waktu itu aku udah desperate banget karena nggak ada yang mau nemenin aku nonton Breaking Dawn hari itu juga... padahal aku udah bawa semuanya (minus baju ganti).
Jadi, ya udah, terjadi lah percakapan yang somehow berasa sinting di telingaku itu :
Me : "Nday, Breaking Dawn yuk?" Cinday : "Ayo!" Me : "Ayo!" Cinday : "Ayoooo!" Me : "Sekarang?" Cinday : "Iya, sekarang." Me : "Serius? Aku udah bawa duitnya nih." Cinday : "Iya! Aku juga bawa."
Setelah mencoba ngajakkin yang lain (dan percuma aja, karena tetep nggak ada yang se-nekat kami), maka dimulailah perjalanan nekat berbekal pemikiran semacam apakah-kami-bakal-dilarang-masuk-ke-21-secara-kita-masih-pake-seragam dengan duit seadanya dan angkot warna merah.
Sampe di SCP nya sih masih aman-aman aja. Di pintu masuk kami sempet disuruh ngancingin jaket masing-masing, tapi kami tetep diizinin masuk ke dalem. Dan begitu masuk ke 21 nya... baru deh dramanya terjadi.
The security told us to change our clothes. Bahkan untuk masuk sekedar beli tiketnya pun nggak boleh. Kami sempet berencana buat FREAKING beli t-shirt seadanya di lantai bawah, tapi kami disuruh ganti sampe ke rok-rok kami segala dan nggak mungkin kan kami harus beli bawahan baru juga?
Tadinya kami sempet nyaris ngebatalin planning masing-masing dan berencana buat ngabisin sisa waktu yang ada dengan main Pump di game center, tapi kok rasanya anti-klimaks gitu ya? Bukannya ngerasa down, kami malah semakin tertantang buat bikin itu security K.O.
Akhirnya, kami balik naik angkot ke... rumah Cinday. Buat ganti baju. JRENG!
Sayangnya, semuanya nggak berjalan semudah pikiran kami. Sampe di rumah Cinday, masalahnya nggak langsung selesai. Ukuran badan Cinday sama aku itu... jauh banget. Dia kurus dan baju-bajunya kecil semua, sementara aku semacam curvy dan nggak mungkin muat deh pake koleksi jeans nya dia.
Jadi, setelah dua kali ganti celana dan tiga kali ganti baju... endingnya aku make baju mamanya (koleksi baju mamanya bagus loh, ultra update dan sangat nggak ibu-ibu) dan jeggings nya yang, sejujurnya, sangat menyiksa karena bener-bener ketat banget di aku. Oh iya, dia juga minjemin aku kalungnya yang classy plus tas selempang Versace lucu yang nggak pernah dia pake semenjak KW-an nya beredar luas di pasaran (note dari mamaku : jangan pernah beli semacam Versace, Louis Vuitton, Chanel, atau Gucci kalo nggak mau dikira beli itu barang di pasar malem pinggir jalan)
Finally, kami balik lagi ke SCP dengan angkot merah, pastinya (secara kami berdua sama-sama nggak bisa naik motor, as for me : belom fasih naik motor). Sampe di sana, kami udah deg-degan banget. Kalo sampe kami kehabisan tiket, rencananya kami bakal cursing di depan Om Security yang udah ngeluarin kata-kata manis semacam "tiketnya masih banyak kok" ke kami.
Alhamdulillah, Om Security nggak bohong. Tiket buat jam 14.45 emang masih tersisa minimal seperempatnya lah, dan itu pun kami masih bisa ngedapetin bangku yang pewe banget di row F. Berhubung masih sisa setengah jam, kami memutuskan buat having lunch dulu di KFC (kami bener-bener langsung cabut dari sekolah jam 12.00 dan ga sempet lagi makan siang).
Kami berdua makannya sama-sama lama, makanya kami telat balik ke 21 nya. Sampe sana udah jam 15.00 dan udah nyampe di part Bella and Edward's wedding (hi there, Bella Cullen!).
Ternyata dua teoriku bener :
1. Aku dan Cinday pasti bakal berbagi sebungkus popcorn (yes, I was the one who bought it because Cinday had no plan to buy it and I can't watch any movie with no popcorn there).
2. Breaking Dawn is lovey-dovey couples' forever movie. 80-90% penontonnya pasti bakal ngeboyong pasangan masing-masing.
The movie was fun and exciting. Breaking Dawn satu-satunya sekuel Twilight yang novelnya belom pernah kubaca (aku cuma sempet baca sampe Eclipse), so I was a little bit clueless about the storyline but thank God, Cinday hapal mati sama isi novelnya. Jadi, Cinday dengan berapi-api nyeritain aku detail dari setiap scene versi bukunya, dan aku bisa ngerasain beberapa orang diem-diem melototin kami yang berisik, heboh sendiri, dan bentar-bentar komentar.
But hey, girls just wanna have fun, right? ;)
Abis selesai nonton part 1 yang anti klimaks itu (sekedar bocoran, yang jadi Grown-up Renesmee nggak secantik ekspektasiku, sama parahnya kayak pengganti-cast-Victoria-yang-asli), kami langsung cabut dari 21. Aku udah mulai bingung tentang gimana caranya aku pulang nanti. Untungnya, kami ketemu sama Willi yang kayaknya lagi ngantri buat main Pump, dan dia setuju buat nganterin kami pulang.
Willi tadinya cuma mau nganterin kami ke rumahnya Cinday, tapi mendadak dia berubah pikiran dan mau nganterin aku pulang dulu. Cuma, karena miskomunikasi dan misunderstanding antara kubu aku dan Cinday sama kubu Will, kami jadi harus muterin Tepian sekitar tiga kali cuma untuk sampe dengan selamat di rumahku.
Selama perjalanan itu kami ngegosip banyak hal dan seru banget, sayangnya aku lupa contoh-contoh dari obrolan kami. Padahal, biasanya aku selalu inget sama percakapan-percakapan yang remarkable.
Aaah, intinya hari Jumat itu seru banget! Sampe detik aku nulis postingan ini pun aku masih kena euforia nya Breaking Dawn. Walaupun duitku langsung abis dalam sehabis, tapi bener-bener berasa worth it deh! And yes, I'm breaking down for Breaking Dawn! :D
Love, LadyLo. Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Fun, Just babbling, Updaties
under-pressure
Singkat kata, sedang merasa berada di bawah tekanan banyak orang dan stres minta ampun. It feels like I got into lots of problems and couldn't do anything. Stres, jenuh, lelah... Semuanya campur aduk jadi satu.
Anyway, aku baru aja ngelakuin semacam... Total make-over? Got a new haircut and new glasses! :D sekarang aku resmi pake Nautica dengan motif animal print (?). Tadinya ngincer Emporio Armani cakep warna merah, tapi itu kacamata soooo 7icons.
Ah, aku ngerasa ultra-abstrak.
Love, LadyLo. Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Updaties
kebahagiaan kecil
Kebahagiaan kecil itu...
Ketika kamu ditraktir es campur sama temenmu.
Ketika kamu ngobrol bareng dua orang temen cowokmu (cowok ngomong berdasarkan logika, lan?) di bawah langit senja yang indah banget, dan mereka berdua nggak segan bertukar pikiran sama kamu.
Ketika orang yang kamu suka berinisiatif untuk menyapa kamu duluan.
Ketika kamu makan jagung bakar sambil nontonin kembang api di tepi sungai Mahakam.
Ketika kamu nyanyiin lagu "Sempurna" dan ada temen yang ngiringin nyanyianmu pake gitar.
Ketika kamu melewatkan waktu bersama adek sepupumu yang masih kecil dan paling kamu sayang dengan cara bergosip, sambil ngemil biskuit dan minum teh anget.
Ketika kamu menemukan baju yang manis dan kamu tau kalo itu cocok banget dipake sama kamu.
Ketika temenmu tau kalo kamu cinta mati sama puding dan dia ngasih itu cemilan (?) buat kamu.
Ketika kamu nggak tidur semalaman gara-gara keasyikan berdiskusi tentang "kehidupan" bareng mamamu di atas kasur, nggak peduli kalo cuma kalian berdua yang masih terjaga di rumah itu.
Kebahagiaan-kebahagiaan kecil semacam itu... yang tanpa kita sadari, justru sangat kita perlukan dalam keseharian kita.
Kalo nggak ada kebahagiaan kecil, mungkin aku udah lama menyerah dan berhenti berusaha. Label: About me, Daily story, Experience, Family, Friends, Fun, Happy, Just babbling, Life, Love, Renungan
high school pride
High School. Aku udah tau artinya dari jaman kelas 1 SD. High school. Gampang. Sekolah Menengah Atas, SMA. Atau yang sekarang udah berganti nama jadi Sekolah Menengah Umum--SMU.
Pride. Kata yyy.sederet.com, artinya "kebanggaan". "Keangkuhan". "Harga diri". Waktu SD, aku pernah denger kata ini beberapa kali, tapi aku nggak pernah tau artinya sampe aku SMP. Dan akhirnya, sekarang aku bener-bener tau apa itu "pride" dalam kehidupan.
Pride itu bersifat addicting. Tapi juga membunuh. Aku baru belajar tentang kata ini di Samarinda, kota yang bener-bener asing buatku. Well, nggak se-asing itu sih, soalnya dari kecil aku udah sering liburan ke sini. Tapi ya tetep aja....... Jogja sama Samarinda? Jauuuuuh!
Jadi, apa hubungannya antara "high school" dan "pride" kali ini?
Simpel. FYI, aku udah 15 tahun (gonna post a special entry about my birthday bash anyway :D) dan tahun ini aku bakal resmi jadi MURID SMA. Sedikit interupsi, ini postingan pertamaku sebagai seorang....... pengangguran pasca SMP? Hehehehe. Soal sekolah...... alhamdullilah, aku udah diterima di salah satu sekolah yang, yah, kata orang bergengsi-banget-di sini lah. Lewat jalur PMDK. Nggak, aku nggak lagi nyombong kok, santai aja.
Nah, selama di Samarinda, aku udah pernah ngeliat dan ngerasain langsung berbagai macam pride di sini. Tapi kalo yang namanya "high school pride", ini (pastinya) bener-bener yang pertama kalinya. Kayak yang udah kutulis di atas, high school pride itu addicting. Tapi juga membunuh. Waktu SMP, aku udah pernah ngalamin junior high school pride (nggak beda jauh sih...), tapi, serius deh, pride yang itu nggak se-mengerikan ini!
Kalo kita salah pilih TK, kita masih bisa memperbaikinya di SD. Kalo kita salah pilih SD, kita masih bisa memperbaikinya di SMP. Kalo salah pilih SMP? Insya Allah masih bisa diperbaiki di SMA. Tapi, kalo salah pilih SMA? Memperbaiki di universitas? Udah telat, kan? Bukannya orang dewasa selalu menerapkan aturan "SMA = universitas = jawaban dari masa depan kita"? Alias kalo SMA jelek, terus dapet universitas jelek, masa depan cerah bakal sulit dateng?
Jangan nge-judge apakah aturan di atas itu benar atau salah adanya. Karena aku pun sendiri nggak tau, namanya juga aku masih....... baru-mau-masuk-SMA. Tapi, selama ini, orang-orang dewasa di sekitar aku selalu ngasih aturan yang sama. Mereka selalu ngucapin hal yang sama.
"Kamu harus dapet SMA bagus, Non. Jadi gampang masuk universitas yang bagus. Dan kemungkinan punya pekerjaan bagus pastinya bakal jadi lebih besar lagi."
Sekali lagi, orang dewasa yang menetapkan aturan semacam itu bukan cuma ada satu atau dua aja loh. Aku kenal banyak orang dewasa yang berprinsip kayak gitu, walaupun mungkin beberapa di antara kalian yang lagi ngebaca postingan ini berpikir, "orang-orang itu dangkal banget sih". Terserah kalian mau mikir apa, yang penting jangan salahin aku. Karena aku cuma semacam korban dari aturan itu :p
Nah, balik lagi ke topik awal. Dengan aturan yang udah pasaran semacam ini lah, anak-anak seusiaku (seenggaknya yang aku kenal) banyak yang kena sindrom "high school pride" tingkat akut. Mereka yang berhasil masuk ke sekolah ultra-keren-bangetngetnget bakal jadi orang-orang yang disanjung. Mereka yang "gagal"? Bakal dicap "LOSER" sama orang-orang.
Bisa dibilang, salah satu temen deketku termasuk di dalam kategori yang terakhir itu. Bukannya apa-apa, menurutku dia cuma kurang hoki aja (luck does matter loh waktu ikutan PSB). Sayangnya, semua orang udah terlanjur menggolongkan dia sebagai "another loser". Bahkan, bisa dibilang.......... keluarganya sendiri. Orang-orang yang seharusnya jadi orang pertama buat menghibur dia.
Akhirnya? Dia memutuskan buat tetep masuk ke sekolah yang mau nerima dia itu. Tapi, dia nggak bakal lama di sana. Dia bilang, dia bakal pindah ke sekolah lain (yang notabene, ehem, sekolahku) dalam waktu kurang dari enam bulan. Dan, ternyata, banyak orang lain yang juga punya planning semacam ini. Bertahan di suatu sekolah selama beberapa bulan, dan akhirnya pindah ke sekolah incerannya diawal.
Orang tuaku nggak suka hal-hal semacam ini. Mama bilang, kalo itu terjadi sama aku, Mama ga bakal mindahin aku dsb. Mama bilang, aku harus diajarin bertanggung jawab atas apapun yang terjadi karena aku. Kenapa "karena aku"? Soalnya, NEM-ku emang jelek (banget), dan, yah....... faktor hoki emang does matter, tapi paling cuma 10-20% doang.
Mama bukannya ngomong gitu karena aku termasuk orang yang beruntung. Bukan karena kami nggak ngalamin hal semacam itu. Hal kayak gini pernah terjadi sama aku kok. Aku dilempar, ditendang dan nggak diterima sama 2 sekolah favorit waktu di Jogja dulu. Dan akhirnya aku masuk ke salah satu sekolah yang favorit juga sih, tapi tetep aja itu termasuk di bawah standar awalku.
Toh, akhirnya keluargaku nggak mindahin aku segala macem. Mereka kecewa sama aku, sama kayak aku kecewa sama my bad luck. But, that's all. It doesn't mean they would do anything to get me in to those schools. Kalo emang itu jalannya, kenapa kita harus "mangkir"? Dan akhirnya, aku ended up sayaaaaaang banget sama sekolahku di Jogja itu. Nggak ada lagi kata "di bawah standar". It has been my forever TOP class even until now :) shout out to my former school, the amazing SMPN 6 Yogyakarta! Kudos to you!
Soal high school pride, Mama termasuk di antara sekian dikitnya jumlah orang yang nggak terpengaruh sama itu sindrom. Mama orang asli sini. Tapi Mama nggak pernah berambisi buat masukkin aku ke sekolah yang sekarang, like what everyone does. Mama nggak pernah nyuruh aku buat masuk ke sekolah tertentu. Justru Mama termasuk orang yang aneh. Mama pernah bilang ke aku :
"Selama di Samarinda, menurut Mama semua sekolah itu sama. Mama nggak perlu ngeforsir kamu untuk sekolah dimana pun, karena ini Samarinda."
Aneh kan? Padahal orang lain sibuk nyuruh anaknya masuk sekolah A, sekolah B, sekolah C. Ada juga yang masih nyuruh anaknya ikut les privat ini-itu, padahal semua ujian sekolah udah kelar dan mereka ngelakuin hal itu demi anaknya bisa lulus ujian masuk sekolah (dan ternyata tahun ini PSB di Samarinda mulai pake NEM! Kasian temenku D:). Tapi Mama beda. Padahal Mama orang sini, orang yang harusnya udah punya ambisi itu mendarah-daging :p
Jadi, intinya........... high school pride itu adalah hal yang sangat BESAR dan LUMRAH di Samarinda. Kota lain juga pasti punya high school pride. Tapi menurutku, high school pride levelan di sini bener-bener undeniable, incredible, a creepy one. Karena derajat orang aja bisa dibedain dari "asal sekolah".
Dan semoga, aku ga akan pernah kena sindrom ini sampe tingkat akut. Apalagi kalo sampe nyela orang dari sekolah lain. Amin. Because we would never know. "Influence nya lingkungan" itu lebih dari sekedar kata ataupun kalimat.
By the way, happy late birthday to myself! :D Dan alhamdullilah karena so far, semuanya berjalan sangat lancar. Semoga ke depannya pun begitu, amin! Semoga my upcoming high school years are gonna be a fun ones!
Terima kasih banyak buat SMPN 1 Samarinda dan SMPN 6 Yogyakarta yang udah ngajarin aku banyak hal; terutama fakta bahwa teenage life itu nggak sesimpel kedengerannya. Terima kasih buat bapak-ibu guru untuk tiga tahunnya yang berharga. Nggak ada ilmu yang nggak berguna, betul begitu kan, Pak, Bu? :) Dan terima kasih juga buat temen-temenku semuanyaaaaa, mulai dari my amazing friends waktu kelas 7 di Jogja, sampe my wonderful, gokil, awesome friends dari kelas 8 sampe kelas 9 di Samarinda. Cuma Spansa yang bisa nyewa dan nguasain satu ASTON plus ngundang SM*SH buat perpisahan sekolah yang berkedok prom night, kan? ;D
I love, love, LOVEEEE you guys!! =D
Love, LadyLo.
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Just babbling, Life, Renungan, School
parents, family, and the sims
Orang tua adalah harga yang tak dapat ditawar, harta yang tak tertukar.
Kenapa tiba-tiba aku ngomong ginian? Well, simply just because I saw many tweets in my timeline. Isi tweetsnya? Beberapa orang temenku yang mengutuk orang tua mereka sendiri. Oke, mengutuk sounds a lil bit scary--walaupun kenyataannya emang ngeri. Lebih tepatnya, mereka memaki orang tua mereka sendiri.
Bukan memaki dengan kata-kata, "Orang tua gue ngeselin banget! Kerjaannya ngatur mulu!" ya. Tapi memaki dalam contoh... "Bokap nyokap gue jancok banget! Bangsat!" dan lain sebagainya yang bisa kalian bayangin sendiri.
Memang, bisa dibilang aku nggak ngerti permasalahan apa yang mereka hadapin; apa yang orang tua mereka lakuin ke mereka, apa yang mereka rasain, apa yang terjadi, dan lain sebagainya. Aku bukannya ikut campur--you could call me like that kalo sampe aku ngemention si pembuat-harsh-tweet-ini dan nasihatin dia ini-itu sementara aku sendiri nggak tau masalahnya apa. Mari kita sebut aku lagi.... ngasih komentar. Dari kacamata penonton.
Sebenernya sayang banget, mereka-mereka (yang ngebuat harsh tweets ini) sampe ngucapin hal sedemikian rupa. Walaupun kasar, mungkin kata-kata semacam "orang tuaku rese banget!" atau "asli kesel banget diceramahin ini-itu mulu!" mungkin lebih ditolerir daripada kata-kata semengerikan itu. Karena... gimana pun juga... mereka itu orang tua kita.
Call me naive. Dan mungkin kata-kata ini udah klise. Banget. Tapi itulah kenyataan. Ada hal-hal yang nggak bisa kita pertanyakan di dunia ini. Ada hal-hal yang memang nggak logis di dunia ini. Ada hal-hal yang nggak bisa kita tentang di dunia ini. Memang begitulah kodratnya. Seorang anak, sampai kapan pun juga, nggak akan pernah bisa memiliki derajat di atas orang tuanya. Which means, sampai kiamat pun, kita nggak akan pernah bisa memiliki alasan yang cukup untuk membuat kita diizinkan memaki orang tua kita.
Sekilas memang rasanya nggak adil. Disaat orang tua kita, mungkin, bisa memaki kita. Disaat orang tua kita, mungkin, sangat menyakiti hati kita. Tapi itulah dunia, kan? Apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang anak hanya menerima, nggak lebih. Itulah hak seorang anak. Menerima.
Protes, oke lah. Kritik, boleh lah. Tapi memaki? Apalagi sampe mengeluarkan kata-kata semacam "jancok", "anjing", "bangsat", dan lain sebagainya ke orang tua kita sendiri?
Jangan lupa, kita bukannya sedang berbicara dengan teman kita, loh.
Orang-orang banyak lupa. Katanya, kita nggak boleh terlalu sering membandingkan diri kita dengan orang lain. Tapi bukannya berarti membandingkan diri dengan orang lain itu selalu membawa kejelekan, kan?
In this case... mari bandingkan diri sendiri dengan orang-orang yang nggak bisa tinggal bareng kedua orang tuanya. Atau nggak bisa tinggal dengan keluarga lengkapnya. Those people--who cursed on their parents--live with their parents. Their family. Padahal ada banyak orang-orang di luar sana, yang berharap mati-matian bisa tinggal dengan orang tuanya. Lengkap. Ada orang-orang yang berharap keluarga mereka nggak tercerai-berai. Ada orang-orang yang berharap bisa memutar ulang waktu cuma biar bisa kumpul sama kedua orang tuanya.
Like me.
Aku lagi berada dalam kondisi semacam ini; kondisi dimana kamu bener-bener ngerasa shock. Ibarat abis ngelaluin satu perjalanan, kamu lagi jetlag. Bingung dengan keadaan yang sedang kamu alami. Saking drastisnya perubahan yang kamu miliki, kamu jadi blank. Dan klimaksnya adalah ketika kamu bertanya:
Apakah benar, kalo aku pernah hidup dimasa lalu? Kok, rasanya aku cuma hidup dimasa ini? Kok, rasanya aku baru ngerasa hidup sekarang? Dimana kenangan-kenangan yang dulu aku alamin? Apakah benar semua kenangan itu pernah aku alamin?
That's it.
To be honest, I miss my dad so much. Aku kangen saat-saat aku, Mama, dan Papa ngumpul bareng. Saat-saat kami kumpul di depan tv dan makan malam bareng. I didn't mind about the menu. Mau itu pizza yang kami take-away, atau ikan bandeng presto yang Mama beli di warung, I didn't even care about it. Yang aku peduliin adalah detik-detik dimana kami ngumpul bareng. Saat-saat dimana kami ngobrol di depan tv, ngebahas semua hal yang ada. Mulai dari yang penting, sampe yang nggak worth it buat dibicarain sekalipun. I miss those moments.
Aku bahkan kangen dimarahin papaku. Saat-saat dimana aku dapet nilai-nilai jelek dan Papa marahin aku. Dan pasti Mama ngebelain aku. Saat-saat dimana aku dituntut untuk dapet banyak nilai 9. I didn't mind about that. Karena dulu--dan sekarang pun--aku hidup untuk orang tuaku. Kupikir, kalo nilaiku bagus, orang tuaku bakal bahagia. Bakal bangga sama aku. Makanya aku berusaha keras biar bisa mencapai itu semua.
Soalnya, salah satu impianku itu bisa bikin orang tuaku bahagia dan bangga sama aku. Sehingga mereka bisa ngomong ke semua orang, "Ini loh Nona, anakku."
Mungkin kamu pikir ini impian klise banget lah, bullshit lah, sok anak baiklah, or whatever it is. Tapi itulah kenyataan. I hate being naive. Atau klise. Tapi terkadang memang ada saatnya dimana kita jadi naif dan klise. Inilah saat yang tepat buatku.
Intinya, aku kangen semua saat-saat yang pernah kulaluin itu. Setiap detail terkecilnya. Setiap detiknya. Aku kangen semua itu. Dan jujur, aku ngiri sama mereka semua yang bisa ngedapetin apa yang aku paling pengenin saat ini. Tapi mereka malah nyia-nyiain semua itu. Bahkan, mereka ngebuang jauh-jauh kesempatan itu.
Dalam artian, mencaci maki orang tua mereka.
Orang tua yang ada di sana untuk mereka.
Jadi... buat kalian semua yang ngebaca ini... terutama bagi yang kesel banget sama orang tua masing-masing. Bersyukurlah. Seenggaknya kalian masih bisa ngumpul, lengkap, komplit bareng kedua orang tua kalian. Ada orang-orang di luar sana yang pengen ngumpul sama orang tuanya tapi nggak bisa atau susah. Ada orang-orang yang ngiri sama kalian.
Inget, hidup ini nggak semudah game. Nggak segampang The Sims. Oke, sebenernya The Sims itu sulit dan rumit sih. Sims-ku pernah selingkuh sama suami orang dan dia udah punya anak, mendadak dia dan keluarganya jatuh miskin and all. Tapi, kalo main The Sims, kita masih bisa melarikan diri dari kenyataan dan masalah yang ada. Kita bisa tinggal mainin family yang lain, atau ngedelete family yang bermasalah itu.
Tapi kehidupan nyata berbeda. Kita nggak bisa lari. Kita cuma bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada. Dan mencaci-maki itu termasuk upaya melarikan diri.
Hidup jauh lebih sulit dan rumit daripada The Sims.
Dan aku bukannya ngomong tanpa pengalaman.
Jadi, mari kita bersama-sama menghadapi dunia ini... menjalani hidup, menghadapi, dan menyelesaikan masalah yang ada. Karena hidup dan masalah itu selalu berdampingan. Yang menentukan adalah diri kita sendiri; bisa, atau nggak. Kuat, atau lemah. That's it :)
Mulai sekarang, ayo kita berjuang bareng! And happy new year 2011 too! Fighting! :D
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Family, Just babbling, Life, Love, Nostalgia, Opinion, Problem, Renungan
princess
Sang putri melangkahkan kakinya, beradu dengan lantai yang memantulkan cahaya lampu-lampu besar yang menggantung dari langit-langit ruangan. Sang putri berwajah sendu, namun kecantikannya tak pernah pudar. Rambut hitamnya panjang dan lurus, dengan ujung yang dibuat berputar seperti spiral. Setiap sentinya begitu diperhitungkan oleh sang penata rambut. Bulu matanya lentik, hidungnya mancung, kedua bola matanya bulat sempurna, dan bibirnya yang tipis merona merah. Wajahnya yang tirus membuatnya terlihat semakin sempurna.
Kini sang putri sedang berdiri ditengah kerinduannya. Wajahnya menyembul dari balik teralis, berusaha melihat keadaan luar melalui jendela besar yang ada di hadapannya. Orang yang dia tunggu tidak kunjung datang. Dan sang putri pun menyadari arti dari semua ini.
Sang putri sendiri.
Dan tidak akan pernah ada yang menemani.
Love, LadyLo
Label: About me, Bloglit, Cerpen, Daily story, Experience, Just babbling, Life, My Creations, Renungan
when the school makes me frustated
Do I hate school?
Nah-nah, I don't. Yah, bukan berarti aku tipikal nerd yang hobi banget dateng ke sekolah sih. Nggak. Aku masih normal kok. I hate homeworks, exams, and scary teachers. Aku juga punya banyak antis di sekolah, dan hal itu jelas bikin aku cukup males buat masuk sekolah. Tapi aku punya temen dan hal-hal asyik yang kudu diselesaiin di sekolah. Makanya aku masih ada sedikit "rasa" sama sekolah. LOL.
Terus kenapa sekolah berhasil bikin aku kelimpungan dan galau selama sebulan terakhir ini? Well, I'm worried. Karena aku udah kelas 9--which means I'm officially a senior in my school now--dan bakal menempuh ujian dalam waktu kurang dari 8 bulan, aku khawatir. Bener-bener khawatir.
Karena aku tipe orang yang mencintai nilai tinggi, atau hasil bagus dengan nilai membanggakan, atau hasil menyenangkan dengan ranking bagus, atau hasil bagus, nilai bagus, ranking bagus, whatever you called it, aku khawatir.
Sangat khawatir.
Jujur aja aku jadi pesimis tingkat tinggi setelah tahu NEM terendah di Padmanaba--SMAN 3 Yogyakarta--yang nggak lain nggak bukan adalah sekolah incaranku in case aku masih sekolah di Yogyakarta adalah, ugh, 37 koma sekian.....
Aku khawatir.
Apakah aku bisa ngedapetin NEM minimal 37,50 walaupun aku sekolah di Samarinda? Apakah aku bisa tetep mempertahankan NEM-ku dulu, walaupun aku udah nggak di Yogyakarta? Apakah aku bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik di sini? Apakah aku bisa menyamai nilai temen-temen di Yogya? Apakah aku BISA?
Dan berbagai pertanyaan galau khas anak labil lainnya.
Oke, orang-orang bisa mengeluarkan saran-saran yang cocok masuk di buku pelajaran Bahasa Indonesia, such as "Dimana pun kamu bersekolah, asalkan kamu rajin, kamu pasti bisa!" atau "Yang penting kamu berusaha, tinggal berserah diri aja!". Kembali ke realita, faktanya adalah, tempat--lokasi, lingkungan, dan suasana sekitar kita sangat berpengaruh dalam menghadapi ujian.
Admit it, deh! Mau bukti? Bukannnya aku ngeremehin daerah luar Yogyakarta, Jawa, atau manapun juga loh ya. Tapi kenyataannya, berdasarkan pengalamanku nanya sama orang-orang, perbedaan NEM murid-murid di sana dan di sini memang jauh sekali.
Sekali lagi, bukannya aku ngeremehin. Bold those words.
Dan inilah aku. Remaja berumur 14 tahun yang lagi galau dan berada di puncak kelabilannya. Aku bener-bener berharap bisa dapet NEM minimal 37,50 walaupun aku sekolah di sini. Aku bakal berusaha dengan keras, walaupun harus ngulang kejadian kurang-lebih 2 tahun yang lalu (ikut kelas remidial waktu liburan semester, nangis-nangis karena harus belajar keras tiap hari, putus asa karena jadwal belajar yang mengikat, stres tingkat tinggi, gugup, dsb). Mungkin agak impossible, sih. Tapi dulu aku berhasil ngedapetin NEM yang, yah, pasaran sih di Yogya. Cukup susah nyari sekolah. Tapi aku berhasil ngedapetinnya walaupun aku sekolah di desa yang terpelosok. Sekarang, kenapa aku nggak bisa?
Aku masih seorang Nona Soedhowo, kok. Orang yang sama dengan anak kecil diwaktu 2 tahun yang lalu. Kenapa aku nggak bisa? Aku pasti bisa. Aku harus bisa.
Oke, please abaikan 2 paragraf di atas. Aku lagi nyoba menghibur diri sendiri waktu nulis dua paragraf tersebut. Faktanya adalah :
AKU GUGUP! AKU TAKUT!
Jadi gimana dong nih, Octopuses?? Got some advices for me? Bisa membesarkan hatiku? Pleaseeeeeeee, I really need your support right now! I beg you :(
I should stop writing this post. Kelabilan lebih mendominasi entry ini daripada keresahanku. Sekali lagi, tolong bantuin aku ya, Octopuses :'(
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Life, Nostalgia, Obsessions, Problem, School
what should I write?
What should I write?
Pertanyaan yang absurd memang--dan juga retoris, menurutku--dan jarang ditanyakan oleh seorang Nona, haha. Well, jujur aja aku lagi bingung to the max harus nulis apa. Udah lama nggak blogging, dan aku ngerasa lagi ga ada bahan yang cocok untuk dipost di sini. Bukan berarti aku ga suka blogging lagi, atau udah ga punya passion buat nulis ya. Justru karena suka itu lah, aku jadi bingung.
Oke, aku jadi bingung sendiri sama tulisanku di atas.
Anyway, how was your score, Octopuses? Mine was... hmmm... lumayanlah, haha. Ranking juga Alhamdullilah lumayan juga. Dan sekarang, aku lagi terjebak dalam liburan yang Oh-My-God-it-is-so-boring. Seandainya aku besi, mungkin aku udah karatan saking bosennya. Hiperbol abis ya? Hehehe. Tapi serius loh, liburan kali ini bener-bener membosankaaaan! Ga ada tuh yang namanya pergi ke luar kota segala macem. I envy you, Octopuses yang sibuk hilir-mudik ke sana-ke sini.
Jadi, apa kesibukanku selama liburan ini? Ga jauh-jauh dari kata tidur, ngenet, dan makan. Kayaknya, begitu liburan selesai, berat badanku bakal nambah nih. Duh, God, I should take a diet!
Well, untuk membebaskan diri dari kebosanan yang mengenaskan, aku ngabisin hari-hariku di kamar, nerusin fanfic-fanfic yang semakin menggunung dari hari kehari. Apa aja fanficnya? In case you want to see the list, here it is :
- Love Constellation : fanfic kolaborasi bareng Aldi Oppa. Tokoh utamanya, SNSD's Im Yoona dan Jang Dae Jung (OC).
- Leaving The Sunshine : fanfic buat hadiah ulang tahunnya Giri yang, yah, udah lewat lama banget hehehe. Salahkan moodku yang selalu naik-turun, jadi jarang nerusin oneshot ini (alamat orang nggak mau disalahin). Tokoh utamanya SNSD's Im Yoona (lagi) dan 2PM's Ok Taecyeon.
- Untitled Project : fanfic rahasia, hahahahaha. Kenapa aku berani ngumumin soal fanfic ini di sini? Well, pengen aja hahahaha (ga jelas abis). Aku ngasih sebutan "Twins' Project" ke fanfic ini. Kenapa? Jawabannya akan anda ketahui setelah anda membacanya... LOL. Tokoh utamanya SNSD's Kwon Yuri dan 2PM's Nickhun. Dan ada juga guest star tersayang kita, Victoria Song dan Son Dam Bi! Yay!
Cuma 3 fanfic, emang. Tapi proses nulisnya itu lamaaaaaa dan sulit banget! Mana lagi moodku buat nulis naik-turun mulu. Duh! Wish me luck ya, biar bisa nyelesein 3 fanfic di atas dengan cepat! ;D
Ngomong-ngomong, aku juga lagi mengalami pergolakan mood buat masuk sekolah nih. Sebenernya aku ada rasa semangat buat masuk sekolah, dan perasaan ini cukup mendominasi. Cuma, kalo ngebayangin hari-hariku nanti... tiap hari harus pulang sore, belom lagi langsung cabut ke bimbel, terus di rumah belajar lagi. Duh, aku udah kelas 9 ya? Ga kerasa banget! Belom lagi nanti, pas udah semester baru, aku pasti bakal kangen hari-hari kayak gini... hari-hari yang santai dan penuh kedamaian (LOL). Oke deh, aku emang harus nikmatin dan mengenang dulu hari-hari males kayak gini, huhu.
Oh iya, poster dari Jakarta yang dikirim Kak Dhira udah nyampe di rumahku. Rasanya sayaaaaang banget mau nempelin di sekolah. Abisnya gimana dong? Hadiahnya MacBook Pro sama iPod Touch, men!! Siapa yang nggak ngiler, gitu loh??
Wuah, pada bertanya-tanya deh itu poster apaan, begitu ngebaca kata MacBook dan iPod Touch? Hehehehe. Hitung-hitung menambah pahala (apa banget deh), saya bakal berbaik hati ngasih tau kalian soal lomba ini.
Basically, lomba ini adalah lomba menulis. Honestly aku ga tau apa visi dan landasan dari kompetisi ini sih, karena aku bukan panitianya. Yang pasti, aku cuma tau kalo kamu bisa dapetin 1 MacBook Pro dan 2 iPod Touch (bagi 3 pemenang yang dipilih oleh para editor) dan 7 handphone + prepaid internet packages, kalo eBook buatan kamu termasuk dalam 10 eBook terfavorit! Yay! Mau kan? Pengen dong?
Jadi, buat kamu semua yang suka menulis dan hobi bikin eBook, tunggu apa lagi? Segera sign up di www.evolitera.co.id dan publish eBook kamu di sana sekarang juga! C'mon, Octopuses! Let's show off our power to the people! Hehehe, maap saya jadi bersemangat sekali :D
Aku ga tau banyak soal persyaratannya, tapi memang di posternya ada ditulis beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengikuti kompetisi ini. Tertarik? Leave me a response on the chatbox yang tersedia di page "MISC". Aku ga nunggu ada 5 respons atau berapapun itu. Asal ada satu orang dari kalian yang tertarik, aku berkenan nulis ulang step-step yang ada di poster tersebut, bahkan mungkin sama foto posternya sekalian. Ini kalo kalian pengen liat dan tau apa yang ada di poster yang aku dapetin, loh, ya :) Soalnya kan percuma aku motret sama nulis ulang di sini kalo ternyata ga ada yang berminat, hehe. Jadi...........
GO GO, LEAVE ME A RESPONSE! :D
Love, LadyLo
Label: About me, Announcement, Daily story, Experience, Fun, Info, Interests, Just babbling, Life, Updaties
so this is how does it feel
So this is how does it feel to be a sister...
:)
Love, LadyLo
Label: About me, Experience, Family, Just babbling, Life, Short Post
I'm here! :)
Yeah, I'm back! And yup, I've changed my blog's layout :) I know a lot of people use this layout, but I can't handle it lol, I still want this layout as my blog's layout! I haven't done a lot of things... still need to change the icons, relink all of you, add some songs, and of course reply your chatties. Well, wish me luck for doing these things, okay? ;)
Anyway, it's official! I've made an Indonesian forum for SunFany, and it's here~
www.2Nyted.ipbfree.com
Yup... I know, it's bad and too plain. But the good news is, we're currently finding for tech admins and graphic designers! Interested? Then go for it :D
Huff... belakangan ini tenagaku bener-bener terkuras. Baru aja selesai ngerjain mid tes, eh aku malah disuruh dimintain tolong sama guruku buat jadi pager ayu nikahan anaknya. Well, since I didn't have any schedules, I accepted it lol :)
 Silly huh? Ribet sih, karena harus bangun pagi-pagi dan berangkat subuh dari rumah. But it was awesome, though. Ada saat-saat dimana rambutku jadi kayak pohon waktu disasak, ada awkward moments waktu aku baru ketemu sama Puput dan Dini (karena sebelumnya aku ga kenal mereka), ada saat-saat dimana aku ketiduran gara-gara ngantuk banget, ada saat-saat dimana aku dituduh mojok sama Rizal gara-gara aku duduk berduaan sama dia (please, dia lagi main Snakes di hapeku dan aku lagi ketiduran waktu itu -,-), ada saat-saat memalukan waktu ngedenger Anom nyanyi, ada saat-saat pengen nimpuk muka Erwin sama Gugun pake heels (hehehe peaceeee), ada saat-saat rasanya pengen pingsan waktu diajarin 'cara jalan yang baik' dan terpaksa menderita gara-gara harus berdiri lama (dengan HEELS), dan ada banyak momen-momen yang ga terlupakan hingga detik ini :) (ku-cut demi alasan biar kenangan-kenangan itu jadi our very own memories hehe) I love you guys!
Bisa dibilang kami stay dari jam 6 pagi sampe jam 3 sore. Jam 3 sore acaranya udah selesai dan kami balik ke rumah guru kami. Di sana, rumah nya Bu Guru berasa jadi rumah kami sendiri huahahaha. Puput, Gugun, sama Erwin udah pulang duluan, jadi nyisa aku, Tya, Anom, Rizal, sama Dini. Anom sama Rizal mah enak aja, tinggal buka sana buka sini selesai deh. Lah kalo kami, para cewek? Harus lepas jarik lah, kebaya lah, konde lah, dan sebagainya!
Baru aja selesai ganti baju, konde Tya langsung dilepas paksa dengan naasnya oleh si Rizal. Nggak lama kemudian, Anom ikutan ngelepasin sanggulnya Tya. Begitu selesai sanggul Tya dilepas, sanggulnya Dini jadi incaran mereka yang selanjutnya. Awalnya aku nggak mau ngelepas sanggulku, takut ketawan betapa berantakannya rambutku. Tapi... akhirnya aku tergoda juga buat ngelepas sanggulku. Alhasil, sanggulku dilepas oleh warga sekampung hahaha (baca : Tya, Anom, Rizal, Dini, Bella). Percaya atau nggak, Rizal yang banyak disukain cewek itu adalah yang paling telaten dalam hal ngelepasin konde!
Okay, selesai ganti baju dan lepas konde, kami semua tiduran di atas lantai sambil ngadem depan kipas angin. Berhubung lantainya luas, otomatis pose kami jadi nggak beraturan. Yang pasti, urutan awal posisi kami itu (dari kiri ke kanan) : Rizal-aku-Dini-Anom-Tya. Berhubung Puput tiba-tiba nelpon dan kondisi memaksaku buat ngambil hape di tas (halah), urutannya berubah lagi jadi Rizal-Dini-aku-Tya-Anom. Posisi yang ini better karena berarti di kanan-kiriku itu cewek hehehe.
Nah, bagian-bagian selanjutnya mending kuskip aja yaaaaa hehehe :D Bisa dibilang aku lagi males ngetik kekeke :p yang pasti, kesibukanku belakangan ini adalah :
1. Aku jadi moderator di divAS aka www.divadetention.com :D yup, salah satu forum internasionalnya After School ;) please join yaaaaa... dan nicknameku di sana itu "tiffanytiffyn" ;) jangan lupa sapa aku, okay? Hehehe 2. Ngurusin 2Nyted pastinya. Alamatnya : www.2Nyted.ipbfree.com 3. Aku berkolaborasi sama my beloved oppa, Aldi, buat bikin fanfic yang berjudul Love Constellation. Fanfic ini sangat istimewa buat aku, karena ini pertama kalinya aku berkolaborasi sama seseorang buat bikin suatu fanfic, dan juga fanfic ini cukup unik karena ditulis dari dua POV (Point of View) yang berbeda, yaitu dari POV cewek dan POV cowok :) 4. Semi hiatus on Soshindo, semi hiatus on Twitter, already on hiatus di Soshified. gonna miss you all, guys! divAS butuh dirawat ASAP hehehe :D 5. Tiffyn (aku sama Ina) pengen tampil di perpisahan nanti, pastinya ngecover beberapa lagu kpop dong... (most likely sih lagu-lagunya SNSD) :D
Well, itu dulu deh buat postingan kali ini hehehe. Tenang Octopuses, aku bakal berusaha kembali sering blogging kok ;) Kekekeke
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Fun, Just babbling, Nostalgia, Schedule, Somethin' about my blog, Updaties
officially alone :(
Octopuses, have you ever known that I miss you so much? Well, if you haven't yet, then this is the time when I must tell you about that, lol.
Okay, I got a lot of stories that I wanted to tell you. Let's start from... my wound? Yeah, I got these scary wound on my arm surprisingly. I mean, I didn't feel hurt at all. When I realized, I've got these scars and... I hope it'll be better soon :)
Then, I wanted to tell you that I'm officially alone at my house now. It isn't like I'm living alone in this house, though. You know, my dad lives in Jogja now, so I just living with my mom, my grandparents, my uncles, my auntie, and my lovely cousin; Bella. But, do you know what? My mom had to go to Jogja for a while, and that means I'm alone in this house, rite? Even though my fam still accompanying me in this house, but without my mom, I feel like I'm alone in this house.
Ah, Mom, please come back to our house ASAP :(
Well, because of my mom has left to Jogja, I must do a lot of things alone. Yeah, it's something like washing my clothes, tidying up my room, and other boring stuffs that we usually call houseworks (or whatever what it called).
Hmmm... what about saying 'goodbye' for a while to the spoily me? You know; the spoily LadyLo? For soap's sake, missing my mom is a tiresome :( Ah, enough about blabbing this thingy.
The next thing that I want to tell you is; OMG I got a lot of fanfics that I must finish ASAP! These are the examples :
1. Secret - (characters : SNSD Tiffany, SNSD Seohyun, Super Junior Kyuhyun, etc) 2. It Must Be Love - (characters : SNSD Yoona, Super Junior Donghae, SNSD Jessica, etc) 3. I Love You, My Noona - (characters : SNSD Sooyoung, SHINee Minho, etc) etc etc
And you know what? I love making triangle love story~~ lol :D And if you're currently in a deadly boredom, making a fanfic is a fun way to solve the promblems :) Try it yourself, Octopuses!
Well, enough updaties for today. I'm still waiting for the photos that Ina currently uploaded now :) I'll share them to you when Ina has done her assignments! Hehe :D
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, English Post, Experience, Family, Fun, Just babbling, Life, Updaties
addicted too much?
Finally I can update this bloggie again, Octopuses! Sorry for seldom updating... I was trapped in a boredom situation, and I was too lazy to type some words here, lol. But now, I'm back! (I hope so, lol)
Okay, jadi apa aja yang udah terjadi sama aku belakangan ini? Well, not too much. And nothing special. Aku sendiri udah lupa ada kejadian apa aja, hehe.
Oh iya, yang terbaru adalah : I'll take a photoshoot session with my bestie, Ina. And the photographer will be our talented classmate, Yuda. What was the reason behind this plan? Well, aku sama Ina punya ide gila.
Jadi, kami sering banget ngecover lagu-lagu kpop. Baik itu dari SNSD, f(x), After School, atau bahkan Super Junior. Then, one day Ina revealed her adorable random thought;
"Kenapa kita ga bikin album kompilasi lagu-lagu coveran kita?"
So, here we go. Kami berencana buat bikin sebuah album kompilasi yang isinya hasil coveran kami. Our voices might not as good as those singers, but we do this just for fun. And of course we won't sell the album (aku ga mau deh kena tuduh plagiarism cuma gara-gara ngejual album yang isinya lagu-lagu orang lain, lol).
Nah, buat bikin album ini, rencananya kami bakal rekaman di suatu tempat (masih dirahasiain lol) dan kami berniat buat masukkin beberapa foto ke albumnya. Nah, makanya Insya Allah (semoga jadi) besok kami bakal hunting foto di rumahnya Ina yang notabene selalu punya objek bagus buat dijadiin background. Kami bakal cabut ke rumah Ina begitu pulang sekolah.
Okay... that's it. See? Simpel abis kan?
Terus apalagi ya? Oh iya, alesan kenapa aku ga pernah lagi ngeupdate blog ini. Well, alesanku ga bagus-bagus amat sih :p
1. Males ngetik, entah kenapa. Semangat cuma dateng kalo lagi nulis fanfic TT___TT 2. Too addicted with kpop, especially SNSD. 3. Sibuk 'menjelajah' di Twitter dan forum :)
Oh, almost forget! Aku sama Ina lagi ngerjain salah satu secret project kami; yaitu ngebuat forum khusus SunFany shippers! It'll be called "2Nyted" anyway :) kalo udah jadi, aku bakal ngepost linknya disini :D
Anyway, I planned to change the title of my blog, since there's another blog that has a same title as mine. Do you have any suggestions for my blog's title? :) I'll make a poll for my blog's new title, and please participate in that poll! :D And I'm going to change the layout too. I think we need something colourful and bright here... lol ;)
Ah, I just can't wait for the photoshoot! Hope it'll be as success as we hope~
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Fun, Just babbling, Nostalgia, Somethin' about my blog, Updaties
waktunya rekoleksi soal blogku!
Oh I miss you so much, octopuses! Hmm... what should I say now? Ah, yeah. Even though I posted a new post here, that doesn't mean if my exam already over. Even it hasn't started yet! The big day is tomorrow, so I must study hard tonight. Ah, I'm so nervous! Wish me luck yaa octopuses :')
Okay, kali ini aku mau ngomongin soal... konsep blogku.
FYI, aku sering bingung soal konsep blogku. Banyak banget yang kupikirin soal konsep blogku, dan yang paling sering kupikirin adalah: gimana caraku menjabarkan apa yang pengen aku katakan disini. Misalnya...
Apa aku harus blogging dengan bahasa Inggris kayak Sabila Anata? Apa aku harus blogging dengan bahasa sehari-hari kayak Raditya Dika? Apa aku harus blogging dengan bahasa resmi kayak Nona Dita? Atau apa?
Jujur aja, aku sendiri nyadar kalau blogku masih belum terkonsep rapi. Makanya, octopuses bisa ngeliat banyak postinganku yang nggak 'satu konsep'. Misalnya, di postingan A aku berbahasa Inggris. Di postingan B aku berbahasa nyeleneh. Di postingan C aku berbahasa resmi. Di postingan D aku berbahasa nyampur (resmi, tapi juga ada nyelenehnya. Atau sebaliknya).
Aku bingung!
FYI, aku udah blogging dari kelas 5 SD (which means 3-4 tahun yang lalu) tapi baru-baru ini aja bikin blog lewat Blogger/Blogspot. Dan selama 4 tahunan blogging, ada banyak transisi yang aku alamin dalam dunia blogging.
Dulu aku sempet blogging dengan bahasa yang... yah, alay deh. Abis itu, karena aku addicted sama Bang Dika alias Raditya Dika, bahasa bloggingku sempet ketularan bahasanya. Bahkan bisa dibilang, caraku blogging mirip sama caranya deh! But lucky me, ada seorang sahabat yang ngingetin aku kalau bahasaku terlalu mirip sama bahasanya Raditya Dika. Walaupun aku udah enjoy banget dengan bahasa ala Bang Dika--dan bahkan banyak blogger yang muji kalau "blogku lucu", "blogku asik buat dibaca", "blogku bener-bener fun", dsb--aku tetep ngerasa risih setiap keinget kalau bahasaku sama kayak bahasa blogging orang lain.
I mean, aku ngerasa risih karena aku cukup 'mengopi' cara orang lagi blogging.
Sejak itu, aku berhenti make "bahasa Kambing"-nya Bang Dika *LOL* dan sampai sekarang aku masih bingung soal 'identitas blog'ku.
Di blog WordPressku, aku udah mengonsep bahasa blogku dengan bahasa resmi. And guess what? Pengunjung blog terbanyakku itu orang-orang dewasa. Jarang banget yang umurnya masih belasan tahun. Dan karena merasa nggak nyaman sama bahasaku yang terlalu resmi, akhirnya aku mutusin buat pake bahasa sehari-hari.
Dan sekarang? Aku masih juga nyari identitas blogku! Aaaah... rasanya blogging aja kok rumit banget ya? :D
Tapi belakangan ini aku sadar, kalau aku nggak perlu terburu-buru nyari identitas blogku. Aku berusaha buat nikmatin apa yang ada di jiwa bloggingku. Menurutku, selama kita jadi 'original' alias nggak ngopi gaya siapapun, blog kita bakal jadi blog yang baik kok. Lagian, bukannya cara kita blogging itu menjabarkan personality kita ya? Jadi, cara bloggingku yang gado-gado itu bener-bener mencerminkan sifatku yang abstrak itu, kan? *ngeles aja deh hehe*
Oh iya, waktu baca salah satu manga one-shot (lupa apa judulnya), aku jadi dapet kata-kata bagus deh:
"Kamu bukannya tidak menemukan identitas dirimu. Kamu hanya belum menemukannya. Jangan terburu-buru, karena suatu saat nanti kamu pasti akan menemukannya. Ini hanya masalah waktu."
Cieeeeeeh mantep dah haha :D
Oke deh, kayaknya cukup sampe situ dulu deh perenunganku soal dunia blogging. Dan hal yang lebih penting dari identitas bloggingku adalaaah:
as I said, besok aku udah ujiaaaaan! Wish me luck yah, octopuses! >< Nervous abis nih :)
Well then, see you soon ;)
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Just babbling, Nostalgia, Opinion, Problem, Renungan, Somethin' about my blog
giggles and... tears.
Hey pals! Ups, I mean... octopuses. Yup, started from today, I'm going to call you all "octopuses", not "pals" anymore! Hihi :) take it easy okay? ;)
Okay, maybe you're wondering the reason why did I choose that title for this post. Aku sendiri juga bingung kenapa milih judul itu. Well, mungkin karena dalam postingan kali ini bakal ada hal-hal yang menyenangkan, sekaligus menyedihkan buat aku. Then, let's start this post from the "giggles" side first! ^^
Belakangan ini aku nyadar, kalo ikutan mading di Spansa udah menciptakan berbagai kegilaan tersendiri buat aku. Di postingan sebelumnya aku udah cerita kan, kalo aku sampe kena banjir waktu ngurusin mading? Nah, lagi-lagi aku ngalamin kejadian yang buatku nggak terlupakan gara-gara ngurusin mading, hehe.
Jadi, kemaren (hari Sabtu) ada pengasapan di sekolahku. Biasalah, karena musim hujan, nyamuk-nyamuk semakin mengganas dan berkeliaran dimana-mana. Makanya sekolahku ngadain pengasapan besar-besaran. Terus, apakah kejadian yang nggak terlupakan itu?
Nah, kemaren aku mau nempelin mading sama Ina (belum sempet ditempel hehe). Harusnya kami berdua nempelin tuh mading bareng anak-anak mading yang lain. Tapi anak-anak kelas 8A pada latihan buat upacara Senin, sementara anak-anak kelas 8D... hmm, kemaren aku jarang ketemu sama anak-anak 8D. Jadi, karena aku sama Ina nggak ada kerjaan, kami putuskan buat masang mading saat itu juga (mumpung nggak ada pelajaran karena ada pengasapan).
Pas baru mau masang mading, kami berdua baru inget kalau... madingnya ada di kelas 8A!! Oh crap! Kami bisa aja sih ngambil tuh mading di kelas 8A, terus langsung masang madingnya. But, guess what? Kelas 8A baru aja diasapin sama petugas-petugasnya. I mean, 8A lagi diasapin sama para petugasnya.
Sebenernya, kalau mau dipikir ulang, kami bisa nunggu asap di kelas 8A hilang. Cuma, mengingat kelas kami, 8F, yang udah diasapin dari beberapa waktu yang lalu tapi asapnya belum hilang... kayaknya tuh mading bakal keburu lumutan kalau nggak diambil saat itu juga.
Nah, berbekal jaketnya Shera, aku sama Ina nekat naik ke kelas 8A yang ada di lantai dua. Biarpun nggak tahan sama asapnya yang bikin aku pusing, kami tetep naikkin tangga dengan sangat-amat-sangat pelan. Mau gimana lagi? Asapnya pekat banget! Kalau nggak hati-hati, kami bisa kepeleset.
Oke, kami berhasil sampai di lantai dua. Misi kami berikutnya adalah: masuk ke kelas 8A yang ada di ujung koridor. Great then, hahahaha, aku ketawa garing dalem hati.
"Nonaaaa, yakin nih kita mau lanjut?" Ina udah ragu buat ngelanjutin perjalanan jauh. Sebenernya aku juga males banget buat ngelanjutin perjalanan, secara asap pekat udah menuhin koridor, dan bikin aku pusing banget. Tapi, kayaknya kok nanggung banget buat nyerah ya? Makanya, kami putuskan buat tetep nekat.
Aku sama Ina mulai jalan pelan-pelan. Buset, koridor udah dipenuhin sama asap super pekat. Rasanya koridor gedung itu udah dipenuhin sama kabut-kabut di Persona 4. Eh iya, aku sama Ina berasa masuk ke dalem game Persona 4 deh! Hihi. Seru, seru!
Wah, seru bangeeeeet!, aku, yang emang adrenaline junkies, sempet-sempetnya kepikiran kayak gitu. Sok abis mikir tuh kejadian seru, padahal kepala udah pusing setengah mati, dan tenggorokan serasa kebakar.
Awalnya aku mikir seru, tapi lama kelamaan berasa horor juga. Gimana nggak? Kami ada di dalem koridor yang panjang, yang nggak ketawan "apa" yang ada di depan kami karena pekatnya asap. Apalagi cuma ada tiga orang di gedung ini; yaitu aku, Ina, sama satu anak laki-laki yang udah masuk lebih dulu dengan penuh semangat dan ninggalin kami jauh di belakang.
Dan, pas aku sama Ina sibuk nutupin hidung + mulut pake jaketnya Shera, tiba-tiba....
"HWAAAAAA!" anak laki-laki barusan teriak sambil lompat ke depan kami. Ckck, saking pekatnya asap, aku sama Ina nggak bisa ngeliat kalau dia sempet lari ke arah kami. Tiba-tiba aja dia lompat dari pekatnya asap dan berdiri di depan kami. Then, some minutes later, I saw his blushes. Yup, kayaknya dia salah ngira deh. Mungkin dia kira, aku sama Ina itu temen-temennya, terus dia ngagetin kami. Aku sama Ina langsung bertukar pandang, mikir betapa najisnya tuh cowok.
Berbekal rasa malu, tuh cowok langsung lari nurunin tangga. Great, kali ini kami bener-bener cuma berdua di gedung itu.
Setelah jalan beberapa lama, kepekatan asapnya berkurang sedikit, jadi kami bisa ngeliat jauh ke depan. Nobody, I mean, "nothing". Karena udah nggak tahan lagi dan mulai ngerasa sesak napas, kami langsung lari masuk ke kelas 8A.
Yeah, jendelanya kebuka!, cuma itu yang pertama kali kupikirin waktu masuk ke kelas 8A. Ina langsung ngecek lemari tempat dia nyimpen mading, sementara aku langsung lari ke arah jendela deket lemari barusan. As I said, jendelanya kebuka. Walaupun masih dikelilingin asap, tapi setidaknya masih ada sedikit udara seger dari tuh jendela. Makanya aku langsung ngecharge paru-paruku. Hmmm... rasanya pusingku berkurang gara-gara ngirup udara sedikit segar. Hehe.
"Ina, rasanya tenggorokanku panas deh," aku bilang gitu ke Ina yang udah ikutan ngejulurin kepalanya keluar lewat jendela. Kami berdua sama-sama ngecharge paru-paru.
"Iya, Ina juga," jawab Ina yang keliatan pucat. Kami berdua emang sama-sama lemah dibagian pernapasan sama pencernaan. Hiks.
Nah, selama ngecharge paru-paru, kami berdua ngobrolin soal betapa miripnya environment di gedung itu sama suasana di Persona 4. Ya ampun, kami berasa lagi masuk ke tuh game deh! Terus kami kembali ngobrolin soal game Persona 3 dan Persona 4 (heran, kok sempet-sempetnya ya ngomongin game ditengah kondisi kritis kayak gitu?). Dan akhirnya, kami mulai jalan keluar kelas sambil tetep ngomongin Persona's sequels.
Kami kembali jalan menyusuri koridor yang udah nggak terlalu pekat asapnya, dan kami mulai nurunin tangga. Dan, yeah, kami selamaaaaaaat!! Walaupun aku ngerasa pusing dan tenggorokanku berasa kebakar, setidaknya misi kami sukses! Hihi :) I think that was my unforgettable experience deh! ;)
Okay, that's the "giggles" side. Now, let's talk about the "tears" side.
I'm on my hiatus now! I'm going to have some tests on next week, so I won't update my blog until I've finished my tests. I'm gonna miss you so much, octopuses! ><>
By the way, I found these funny posts on Nguping Jakarta:
Memangnya telor salah apaaaa?
Pembeli cablak: "Mas nasi gorengnya satu, telornya digaplok yah!"
Didengar oleh orang yang bergegas melaporkan kekerasan yang terjadi saat proses memasak.
Setelah itu, bikin segi empat tiga sisi!
Pembina: "Ayo adek-adek, semuanya baris yang lurus membentuk lingkaran mengelilingi kakak!"
Tebet, didengar oleh seseorang yang ingin melihat bentuk yang sangat absurd itu.
LOL, I think they're funny! Well then, I'm gonna miss you so much, octopuses! Hugs and kisses from me :') And wish me luck on my tests, okay? :D
Love, LadyLo
Label: About me, Daily story, Experience, Friends, Fun, Incident, Just babbling, Nostalgia, Sad, Somethin' about my blog, Updaties
Older Post
|