Lady Octopus by Nona Soedhowo. +Follow | Dashboard
Lady Octopus
Entries ~~ LadyLo ~~ Friends ~~ Connect



Kaulah Pangeranku ;)
Kamis, 17 September 2009 | 0 comments
Di suatu senja yang indah
dengan langit oranye
yang bersenada dengan biru tua
Angin bertiup pelan
dan pasir melayang, terhempas

Di depan kita, terhampar lautan lepas
Warnanya biru kelam, sekelam bola matamu
Airnya begitu jernih
Dan ombaknya begitu besar
Buih-buih beterbangan, mengisi atmosfer kita

Kita duduk di tebing itu,
tebing yang besar dan begitu kokoh
Warnanya kelabu dan tampak kasar
Kita menatap mentari itu,
mentari yang nyaris tertelan bumi
Yang hendak menghilang di balik lautan

Aku menoleh padamu
dan aku ingat, kau menatapku dalam
Senja itu, bola matamu begitu pekat
dan aku terbawa dalam pekatnya bola matamu

Aku terhisap
Aku terhempas
dalam kepekatan bola matamu

Aku dapat melihat, sesuatu yang begitu asing bagiku;
sesuatu yang tak pernah dapat kusentuh
sesuatu yang belum pernah kumiliki

Dan aku melihatnya di dalam bola matamu
Sesuatu yang kau sebut cinta
Entah apakah artinya.

Kau menarik tanganku
Mengurung telapak tanganku
dalam balutan telapak tanganmu yang besar
dan kokoh

Aku terkejut
dan sesaat aku merasa takut
Kau yang seperti ini bukanlah dirimu yang aku kenal
Kau yang seperti ini bukanlah dirimu yang biasa kulihat

Aku terus menatap bola matamu
Berusaha mencari dirimu
yang selama ini ada di sisiku
Dan aku sadar
bahwa kau yang ada di hadapanku saat itu
adalah dirimu yang seutuhnya.

Aku mengaku; aku tak mengenal dirimu
sejauh yang aku kira

Kau mulai membuka mulutmu
Dan entah mengapa, suaramu terdengar asing
terdengar begitu berbeda

Kali itu, suaramu terdengar lebih dalam
Kali itu, suaramu terdengar lebih berat
Dan intonasimu bebicara, jadi terdengar lebih lembut

Aku pun bertanya dalam hati;
kemana suaramu yang selalu menggodaku itu?
kemana sosokmu yang selalu berlari nakal itu?
kemana sosokmu yang selalu penuh tawa itu?

Kau menjawab
dengan pernyataan yang lain
dengan kata-kata yang terdengar asing di telingaku

"Aku mencintaimu,"
begitulah ucapmu saat itu

Maafkan aku, namun jujur aku ragu untuk sesaat
Saat itu aku begitu naif
Saat itu aku begitu polos

Dan dalam hati aku bertanya;

Benarkah kau pangeranku?
Benarkah kau orang yang tepat untukku?
Benarkah kau orang yang akan mendampingiku?
Benarkah kau jawaban atas semua penantianku selama ini?
Benarkah aku pantas denganmu?
Benarkah kita akan berjalan bersama, mengarungi kehidupan ini?

Dan setelah aku mencoba untuk menerimamu
Dan setelah kita mencoba berjalan bersama
Aku dapatkan satu jawaban
dari semua pertanyaan kliseku:

Ya.

Kaulah pangeranku.

Label: , , ,


Older Post | Newer Post